Sosok dan nama Kajiura Yuki saya kenal saat masih duduk di bangku pendidikan Sekolah Dasar. Itu pun baru sekadar tahu. Terima kasih sebesar-besarnya saya haturkan kepada serial anime Gundam SEED yang dengan ending song terbaiknya, あんなに一緒だったのに (Anna ni Issho datta no ni―Although we were always together), membuat saya menyadari eksistensi grup duo See-Saw. Ishikawa Chiaki mengisi vokal, sementara sosok di belakang keyboard yang bertanggung jawab dalam aransemen dan segala tetek-bengek penulisan lagu adalah Kajiura Yuki. Memang secara konsep, See-Saw ini persis Ratu tapi versi wibu. Gimana ya. Cewek berdua. Satu orang vokalis, satunya lagi keyboardist merangkap panitia umum. Kurang mirip apa. Sekarang grupnya sama-sama udah bubar pula.
Semenjak hari bersejarah yang terjadi kurang lebih sepuluh tahun silam itu, saya berusaha mengikuti karya-karya Kajiura Yuki. TERNYATA BUANYAK BET. Diskografinya tidak sedikit berupa musik serta lagu-lagu untuk serial anime, drama, bahkan gim. Musik yang lahir dari tangan Kajiura Yuki terbilang... kompleks. Rincian genre yang tertera di laman Wikipedia ada seabrek: baroque pop, contemporary classical, world music, electronic, folk, orchestral, new-age, ambient, electronica, dark ambient, progressive rock, progressive metal, operatic pop... dan masih banyak kategori lain yang saya sama sekali nggak ngerti apa deskripsinya dan bagaimana teori definisinya. Saya cuma tahu bahwa semua musiknya, yang mana pun penggolongan mereka, terdengar sangat indah dan megah di telinga.
Masih ingat Kalafina? Grup vokal trio yang beberapa kali saya singgung namanya dalam blog danbaru pecah kongsi awal tahun 2018 silam saya bela-belain beli tiket VIP pas datang ke AFAID 2013 lalu, juga diproduseri Kajiura Yuki. Masa-masa saya berandai-andai halu, berharap bisa datang menyaksikan langsung konser yang kerap dinamai "Fiction Junction"―pseudonym Kajiura Yuki saat berkarir solo―pun berlangsung sekitar satu dekade lamanya. Hingga hari Minggu bersejarah tanggal 4 Agustus 2019 silam terjadi, di mana saya berada dalam Asia-World Expo, Runway 11, Hong Kong, menatap sosok komposer kesayangan menggeber lagu demi lagu bersama tim band serta vokalis-vokalisnya dalam konser bertajuk "Yuki Kajiura Live Vol. #15 ~The Junctions of Fiction~" dengan muka beler lantaran tidak berhenti menangis.
LOOK WHAT YOU MADE ME DO, KAJIURA YUKI.
*In Taylor Swift's voice*
Playback Historia: opening theme mengalun dari speaker sewaktu saya menapakkan langka perdana ke dalam ruangan konser, mengikuti arahan staf penyelenggara. Pada detik yang sama, kenyataan yang semua masih terasa ngambang di awang-awang, menghantam benak saya. Menyadarkan diri di mana lokasi saya berada. Apa yang hendak saya lakukan. Apa yang bakal saya alami tidak lama lagi. Ujung-ujung jari tangan dan kaki saya terasa sedingin es. One of my ultimate, seemingly distant and unreachable wish that has been dormant for a decade or so, is about to come true. I'm here. I'm living the ten years old dream. What the hell.
Jam di layar ponsel menunjukkan 17:15. Lampu ruangan dipadamkan. Penonton bersorak riuh dan bertepuk tangan. Bulu kuduk saya meremang. Overture mengalun. Panggung masih remang-remang cenderung gelap ketika siluet Keiko muncul tepat di tengah-tengah berbarengan dengan dimainkannya The main theme of 'Kimetsu no Yaiba', lagu tema serial animasi yang masih tayang di televisi Jepang saat postingan ini saya unggah. Barangkali hal ini akan sulit dipahami orang-orang yang sejak awal bukan merupakan penggemar, namun partisipasi Keiko pada tur Yuki Kajiura Live Vol. #15 punya arti luar biasa besar setelah bubarnya Kalafina. Apalagi dengan setlist yang menempatkan dia sebagai vokalis utama di lagu perdana. This appearance, my friend, marked Kubota Keiko's comeback to the scene. Her return to Kajiura's troop. Emerged from the dark, silhouette first and then came into the light, standing right in the middle of high stage while beautifully doing melismatic singing. It was an outstanding moment. Incredibly moving, even soul-stirring―at least to me. Then Joelle, Yuriko, and Kaori joined on stage to perform the chorus together before medleying the song with to destroy the evil.
Membekali diri dengan segepok tisu adalah keputusan bijaksana. Wajah saya sudah klomoh total di lagu berikutnya, Old-fashioned fairy tale. Lagu-lagu yang dilantunkan Kajiura Yuki dan keempat vokalisnya malam itu terbilang komplit. Terbagi dalam segmen-segmen terstruktur. Tiap segmen punya jatah masing-masing, mulai dari soundtrack yang liriknya didominasi Kajiurago―bahasa artifisial buatan Kajiura Yuki pribadi yang tidak punya aturan khusus dan sekadar terdiri dari silabel-silabel nirmakna―hingga lagu-lagu berbahasa Inggris seperti maupun Jepang.
Sesi MC secara umum dilakukan dalam bahasa Jepang, dengan selingan sekelumit bahasa Inggris dan Mandarin. Kajiura Yuki memperkenalkan satu per satu anggota band dan para vokalisnya, menjelaskan konsep Kajiurago supaya para noobs nggak bingung, serta ngobrol-ngobrol ringan yang tidak jarang memancing tawa penonton. Sepanjang konser ada sekitar enam sesi MC. Lumayan ngasih saya keleluasaan untuk bernapas lega, nggak mewek terus-terusan. Ya Allah, saya sayang bangettt sama budhe satu ini.
Setlist lengkap Yuki Kajiura Live Vol. #15 ~The Junctions of Fiction~ 2019 in Hong Kong:
Saya nggak sanggup berkata apa-apa lagi. I feel like words are inadequate to express what I feel. What I witnessed that lovely evening. Attending this live show means huge to me. Makin baper karena penyelenggaraan konser hari itu berdekatan dengan ulang tahun Kajiura Yuki, sehingga pada sesi menjelang encore, penonton bersama-sama menyanyikan Happy Birthday to You (ini tuh judul lagu sebenernya apaan deh?) secara terus-menerus hingga mereka semua naik panggung kembali. I love this warmth of a fandom.
Berangkat masih bisa selfie, pulang-pulang sudah ambyar berserakan nggak karuan dan cuma sanggup foto barang-barang bukti sambil mungutin serpihan-serpihan hati. Even now, I'm still in my withdrawal phase. Entah bakalan bertahan sampai kapan.
Semoga budhe Kajiura Yuki sehat selalu dan panjang umur, senantiasa menikmati proses berkarya, tetap mengeluarkan musik demi musik di tahun-tahun mendatang. To imagine that I'm going all out and becoming this worked up for a lady in her 50s―and not, you know, young, emerging male pop star in his 20s with impressive abs or biceps or whatever―is WILD. But I'm just a prisoner of love. *in Utada Hikaru's voice*
Masih ingat Kalafina? Grup vokal trio yang beberapa kali saya singgung namanya dalam blog dan
LOOK WHAT YOU MADE ME DO, KAJIURA YUKI.
*In Taylor Swift's voice*
Jajaran vokalis dari kiri ke kanan: Joelle, Kaida Yuriko, Keiko, dan Kaori.
Playback Historia: opening theme mengalun dari speaker sewaktu saya menapakkan langka perdana ke dalam ruangan konser, mengikuti arahan staf penyelenggara. Pada detik yang sama, kenyataan yang semua masih terasa ngambang di awang-awang, menghantam benak saya. Menyadarkan diri di mana lokasi saya berada. Apa yang hendak saya lakukan. Apa yang bakal saya alami tidak lama lagi. Ujung-ujung jari tangan dan kaki saya terasa sedingin es. One of my ultimate, seemingly distant and unreachable wish that has been dormant for a decade or so, is about to come true. I'm here. I'm living the ten years old dream. What the hell.
Jam di layar ponsel menunjukkan 17:15. Lampu ruangan dipadamkan. Penonton bersorak riuh dan bertepuk tangan. Bulu kuduk saya meremang. Overture mengalun. Panggung masih remang-remang cenderung gelap ketika siluet Keiko muncul tepat di tengah-tengah berbarengan dengan dimainkannya The main theme of 'Kimetsu no Yaiba', lagu tema serial animasi yang masih tayang di televisi Jepang saat postingan ini saya unggah. Barangkali hal ini akan sulit dipahami orang-orang yang sejak awal bukan merupakan penggemar, namun partisipasi Keiko pada tur Yuki Kajiura Live Vol. #15 punya arti luar biasa besar setelah bubarnya Kalafina. Apalagi dengan setlist yang menempatkan dia sebagai vokalis utama di lagu perdana. This appearance, my friend, marked Kubota Keiko's comeback to the scene. Her return to Kajiura's troop. Emerged from the dark, silhouette first and then came into the light, standing right in the middle of high stage while beautifully doing melismatic singing. It was an outstanding moment. Incredibly moving, even soul-stirring―at least to me. Then Joelle, Yuriko, and Kaori joined on stage to perform the chorus together before medleying the song with to destroy the evil.
One of the best shivers in my life, to date.
Membekali diri dengan segepok tisu adalah keputusan bijaksana. Wajah saya sudah klomoh total di lagu berikutnya, Old-fashioned fairy tale. Lagu-lagu yang dilantunkan Kajiura Yuki dan keempat vokalisnya malam itu terbilang komplit. Terbagi dalam segmen-segmen terstruktur. Tiap segmen punya jatah masing-masing, mulai dari soundtrack yang liriknya didominasi Kajiurago―bahasa artifisial buatan Kajiura Yuki pribadi yang tidak punya aturan khusus dan sekadar terdiri dari silabel-silabel nirmakna―hingga lagu-lagu berbahasa Inggris seperti maupun Jepang.
Sesi MC secara umum dilakukan dalam bahasa Jepang, dengan selingan sekelumit bahasa Inggris dan Mandarin. Kajiura Yuki memperkenalkan satu per satu anggota band dan para vokalisnya, menjelaskan konsep Kajiurago supaya para noobs nggak bingung, serta ngobrol-ngobrol ringan yang tidak jarang memancing tawa penonton. Sepanjang konser ada sekitar enam sesi MC. Lumayan ngasih saya keleluasaan untuk bernapas lega, nggak mewek terus-terusan. Ya Allah, saya sayang bangettt sama budhe satu ini.
Setlist lengkap Yuki Kajiura Live Vol. #15 ~The Junctions of Fiction~ 2019 in Hong Kong:
- M1. The main theme of 'Kimetsu no Yaiba' + to destroy the evil (special arrangement, from 'Kimetsu no Yaiba')
- M2. Old-fashioned fairytale (from 'Kubikiri Cycle Aoiro Savant to Zaregotozukai')
- M3. Fake wings (from '.hack//SIGN')
- M4. I swear
- M5. Forest (from 'El Cazador de la Bruja')
- M6. Sweet Song (from 'Xenosaga II')
- M7. Petals and butterfly (from 'Fate/Stay Night: Heaven's Feel part II [lost butterfly]')
- M8. he comes back again and again (from 'Fate/Stay Night: Heaven's Feel part II [lost butterfly]')
- M9. absolute configuration (from 'Puella Magi Madoka Magica: Hangyaku no Monogatari')
- M10. 星屑 (Hoshikuzu)
- M11. 風の街へ (Kaze no Machi e) (from 'Tsubasa: Reservoir Chronicle')
- M12. Elemental
- M13. Storytelling
- M14. Moonlight Melody (from 'Princess Principal')
- M15. L.O.R.D main theme (from 'L.O.R.D: Legend of Ravaging Dynasties')
- M16. Fiction
- M17. vanity
- M18. in the land of twilight, under the moon (from '.hack//SIGN')
- M19. Luminous Sword (from 'Sword Art Online')
- M20. she has to overcome her fear (from 'Sword Art Online')
- M21. maybe tomorrow (from 'Xenosaga III')
- Encore: M22. The world (from '.hack//SIGN')
- Encore: M23. stone cold (from 'Sacred Seven')
- Encore: M24. Zodiacal Sign (from 'Aquarian Age')
Saya nggak sanggup berkata apa-apa lagi. I feel like words are inadequate to express what I feel. What I witnessed that lovely evening. Attending this live show means huge to me. Makin baper karena penyelenggaraan konser hari itu berdekatan dengan ulang tahun Kajiura Yuki, sehingga pada sesi menjelang encore, penonton bersama-sama menyanyikan Happy Birthday to You (ini tuh judul lagu sebenernya apaan deh?) secara terus-menerus hingga mereka semua naik panggung kembali. I love this warmth of a fandom.
Berangkat masih bisa selfie, pulang-pulang sudah ambyar berserakan nggak karuan dan cuma sanggup foto barang-barang bukti sambil mungutin serpihan-serpihan hati. Even now, I'm still in my withdrawal phase. Entah bakalan bertahan sampai kapan.
Perbedaan Before-After yang sungguh nyata.
Semoga budhe Kajiura Yuki sehat selalu dan panjang umur, senantiasa menikmati proses berkarya, tetap mengeluarkan musik demi musik di tahun-tahun mendatang. To imagine that I'm going all out and becoming this worked up for a lady in her 50s―and not, you know, young, emerging male pop star in his 20s with impressive abs or biceps or whatever―is WILD. But I'm just a prisoner of love. *in Utada Hikaru's voice*
z. d. imama
No comments:
Post a Comment