Thursday 3 August 2017

Reviewing CODE BLUE & Welcoming Its Third Season


Masyarakat Jepang sepertinya sudah lelah dengan kisah-kisah romansa. Serius. Angka kelahiran terus turun, minat menikah dan berkeluarga rendah, tapi sebagai 'propaganda', drama-drama di televisi banyak memuat kisah cinta dengan gol berupa pernikahan. Alhasil: rating yang gitu-gitu aja. Drama romansa berhasil tembus rating 10% sepertinya sudah layak dibikinin tumpengan. Barangkali kayak mahasiswa skripsian yang selalu dicekoki pertanyaan, "Kapan wisuda?" ya... lama-lama eneg.

And then this summer CODE BLUE: The Third Season comes with a bang.

This is one of the highly-anticipated drama. No joke. Season pertama CODE BLUE yang tayang perdana tahun 2008 silam berhasil mendapat rating 15.6% hanya untuk wilayah Kanto, dan saya sendiri berpendapat bahwa serial CODE BLUE secara keseluruhan jelas masuk ke jajaran medical drama terbaik yang pernah saya tonton.

Aizawa Kousaku, tokoh utama, fellow doctor.

CODE BLUE (season satu) mengisahkan tentang satu batch dokter-dokter fellow baru yang bergabung di Emergency Medical Service Shoyo University Hokubu Hospital, biasa disingkat Shohoku Hospital. Empat orang dokter fellow ini bernama Aizawa Kousaku, Shiraishi Megumi sang siswi teladan dengan kedua orang tua juga berprofesi sebagai dokter, Hiyama Mihoko yang tiap bicara ceplas-ceplos, dan dokter awkward rada-rada besar mulut bernama Fujikawa Kazuo.

Geng dokter fellow

Mereka berempat digembleng keras oleh dokter Kuroda yang merupakan ace di EMS. Shohoku Hospital sendiri memiliki program khusus bernama Doctor-Heli, yang mana tenaga medis datang ke lokasi-lokasi darurat dengan helikopter untuk mempersingkat jarak tempuh ke dan dari rumah sakit agar golden period emergency tidak terlewat. Dokter-dokter fellow semuanya berambisi bisa segera ikut naik helikopter mendampingi dokter senior ke lokasi musibah, namun ternyata standar dokter Kuroda yang strict membuat banyak hal tidak selancar angan-angan mereka.

Kalau nggak tahan dengan darah (di layar sekalipun), jangan nonton CODE BLUE sambil makan... karena beberapa adegan saat medical treatment termasuk operasi ada yang diperlihatkan. Minimal bakal menyaksikan orang-orang berlepotan darah dalam 'dosis mendekati nyata', bukan formalitas.

Helikopter yang mengangkut pasien bersiap melakukan pendaratan

Kiri ke kanan: Fujikawa, Hiyama, Aizawa, Shiraishi

CODE BLUE menyajikan professional, human drama yang ceritanya terjalin baik (maunya bilang 'sangat baik' cuma ya takut dianggap bias banget). Latar belakang masing-masing karakter diceritakan dalam setting tempat kerja tanpa kehilangan personal touch, tapi sekaligus nggak membuat kita berpikir, "Apa-apaan sih masa di tempat kerja kelakuan begini?" sama sekali. Porsi semuanya pas. Menghangatkan hati dan kadang-kadang juga merobek-robek jiwa, karena kita sebagai penonton sukses dibuat berempati pada apa yang dialami si karakter. Arc cerita dokter Kuroda (dimulai di episode 8) pun perlu diakui sebagai salah satu klimaks terbaik yang pernah ditulis untuk sebuah serial televisi.

Season kedua CODE BLUE tayang tahun 2009 dengan peraihan rating sama memuaskannya (16.6% untuk wilayah Kanto), ditambah satu episode spesial sebagai penghubung cerita season satu dan dua. Total ada 23 episode (11+1+11) dan kisah dokter-dokter muda di CODE BLUE ditutup... hingga delapan tahun berlalu, sebelum akhirnya diresureksi.

Sumpah gambar-gambar di CODE BLUE ini cakep-cakep abis.

Rushing to save a life

CODE BLUE: The Third Season dibuka dengan pemaparan mengenai kondisi EMS Shohoku Hospital saat ini. Singkat kata: carut-marut. Dokter-dokter senior mengundurkan diri karena berbagai sebab sehingga EMS kekurangan paramedis handal. Sementara itu dokter-dokter fellow yang baru hadir―yang diharapkan dapat berkontribusi―justru sama sekali tidak bisa diandalkan. Defisit tenaga paramedis ini menyebabkan beberapa pasien tidak mampu terselamatkan nyawanya karena penanganan yang kurang maksimal, dan dokter Shiraishi, sekarang berperan sebagai staff leader, merasa stres akan hal ini.

Fellow baru yang yaaa... gitu deh


Skenario CODE BLUE: The Third Season tidak dibuat oleh penulis yang sama dengan dua season pendahulunya. Jujur saja, saya agak... cemas. Beberapa episode awal yang sudah tayang sih oke dan menjanjikan, meski perkembangan kisah ke depannya masih harus diperhatikan. Sebab di season ketiga ini karakter-karakter kunci sudah 'menapaki jalan karir masing-masing', sehingga membutuhkan usaha ekstra untuk menciptakan plot yang solid dan believable, tidak lompat-lompat. Saya sih kepenginnya, CODE BLUE: The Third Season ini minimal mengimbangi intensitas cerita A LIFE, medical drama yang tayang musim dingin lalu.

Mari berharap yang terbaik.
*Fingercrossed*

Kalian pernah nonton CODE BLUE juga? Atau baru mau mencoba menyaksikan season ketiga yang tayang di channel WakuWaku Japan, lalu penasaran dengan kedua season sebelumnya? Boleh tinggalkan komentar sesuka hati, syaratnya tidak boleh kasih spoiler ya! Nanti yang sebar-sebar spoiler dimarahi dokter Aizawa.


"Doctor-Heli, engine start!"
z. d. imama

9 comments:

  1. Saya juga kebetulan nonton Code Blue S1, Spesial, S2 karena ada Gakki & Toda Erika.

    Di S3 yang paling berasa skill medis 5 karakter utama yang jadi makin jago.

    Agak penasaran apa di S3, bakal ada tema percintaan ? (Semoga ini ngga termasuk spoiler kan ya)

    Tapi tetep kendala menonton medical drama, sama sekali ngga ngerti bahasa medis yang mereka obrolin.

    Agak out of topic, 2017 summer drama "Uchi no Otto Shigoto ga Dekinai" dan "Kahogo no Kahoko" juga bagus.

    ReplyDelete
    Replies
    1. UCHI NO OTTO SHIGOTO GA DEKINAI NGGAK ADA YANG UPLOAD TORRENT-NYA AAAAAAAA????

      Delete
    2. Ada Mbak, di Jdramacity (kalau ngga salah). Tapi kualitasnya bukan HD.

      Delete
  2. Ini drama yang paling epic karna bisa bikin bocah kelas 2 SMA yang tiap hari dimarahin bapaknya karna gamau jadi dokter, tetiba muncul minatnya untuk belajar dan jadi dokter beneran sekarang setelah nonton drama ini, ya temen seangkatanmu (waktu masuk SMA) dr.Faizal (harus ditulis karna respect).

    Ini drama emang keren. Banget. Season 3 ini emang udah aku tunggu2 lama, dan sampe episode 3 masih belum mengecewakan. Semoga gini terus sampe episode terakhir. Amiin..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dokter tuh bisa menyembuhkan aura mesum di tampang sendiri nggak sih? Coba kalau memungkinkan, sampaikan kepada dokter Fai...

      Delete
  3. Aku enggak tahu 2008 itu aku ngapain sampai enggak ngeh sama drama ini. Aku baru mulai nonton dari season minggu ini. Baru nyampe episode 5 tapi udah berani berpendapat kalau drama ini epic banget. Suka sama ceritanya, sama karakter-karakternya yang punya cerita masing-masing. Dan aku juga suka gimana cerita masing-masing karakter ini enggak dibuat berlebihan, porsinya pas. Mungkin hari ini bakal namatin season 1 kemudian dilanjut season 2 :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gimana perkembangannya sekarang? Sudah khatam dua season + 1 episode SP belum? :"))))

      Delete
  4. IH AKU PAS BANGET LAGI LIHAT IKLAN DORAMA INI PAS BACA BLOGNYA HAHAHAHAHAHA..

    Aku gak nonton rutin sih, kadang-kadang aja kalau lagi tayang di tipi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. "Kalau lagi tayang di tipi" atau kalau lagi kebetulan sempet~? 8")))

      Delete