Tuesday, 23 October 2018

New shoes, new pain, and how to deal with it.


Dibandingkan mengoleksi banyak sepatu tapi masing-masingnya jarang dipakai, saya lebih condong ke tipe orang yang punya sedikit alas kaki tetapi dipakai terus-menerus sampai rusak. Nggak sekali-dua kali pula. ketika akhirnya ada salah satu sepatu yang nyawanya tak bisa lagi diselamatkan, saya beli model dan merek yang sama karena merasa cocok. Setia banget emang. But I'm sure eeeeevery girl deserves reliable shoes, especially when they are demanded to look 'prim, proper, and presentable' on daily basis by their workplace. Makanya begitu sudah ketemu yang dirasa oke, jangan sampai lepas!

That aside, there is this particular part I hate the most when buying new shoes: breaking period. Alah itu lho, masa-masa yang diperlukan bagi si sepatu baru yang masih kaku untuk jadi lentur dan mengikuti bentuk kaki kita. Jika dikenakan setiap hari, biasanya membutuhkan sekitar dua pekan sampai nyaris sebulan sebelum akhirnya benar-benar nyaman kayak dia yang bukan siapa-siapa kamu itu. Lumayan kan. Sepanjang hari-hari melemaskan sepatu, beuuuuuh kaki bisa babak belur. Lecet di mana-mana. Cuts and blisters everywhere. Here and there. Masalahnya, luka-luka akibat gempuran sepatu baru ini sering nggak terlalu kelihatan ketika dipandang sepintas, jadi ngobatinnya agak susah... padahal sensasi clekit-clekit yang mendera lumayan mengganggu dan menyiksa.

Mana perih banget pas ditetesin obat merah.
Nyebelin.

Demi menghadapi lecet-lecet di kaki, biasanya saya bermodalkan obat merah biasa dan plester luka. Tapi kalau boleh jujur nih, saya tuh selama ini nggak puas. Ada beberapa hal yang bikin saya kurang sreg dengan persenjataan diri sendiri. Satu, obat merah tuh perih. Masa udah sakit gara-gara luka, masih harus sakit juga pas diobatin? Kan males ya. Selain itu, akurasi aplikasi obat merah sering nggak pas gara-gara letak luka yang susah dideteksi. Meleset. Harusnya yang dikasih obat merah titik A, eeeh tetesannya jatuh beberapa milimeter di samping. Terus jadi beleber ke mana-mana. Ninggalin noda di lantai, baju, sepatu, kaos kaki. Ini juga nih yang bikin bete. Kenapa atuh obat merah warnanya harus se-gonjreng itu dan jejak nodanya cenderung bandel kalau nempel di kain? Nggak usah kain, deh. Kena kulit pun ngebersihinnya agak susah. Belum lagi sisaan obat merah kadang luber dan nempel di tepian mulut tube, lalu mengotori tempat penyimpanan. Ngasih PR banget.

Namun semua hanyalah kisah masa lalu.

Sekarang saya sudah punya senjata pamungkas baru.

The latest weapon(s) in my pouch.

These. Guys. Are. The. Bombs.

Hands down.

It's almost hard to believe how much of a gamechanger they are. Hansaplast Spray Antiseptik and Hansaplast Aqua Protect are my new ultimate weapons against foot blisters and other small scratches. Keluhan-keluhan pribadi saya terkait obat merah yang tertera di paragraf atas? Kelar semua. Terselesaikan. Sapu bersih. All problems solved. Aplikator Hansaplast Spray Antiseptik yang berbentuk semprotan bikin nggak perlu susah-susah nyari sudut paling tepat untuk meneteskan obat. Tinggal arahkan lubang spray ke area yang luka lalu preeeeeet! Tekan ujung tutup. Cairan antiseptik tersembur tersemprot keluar. Beres. Tanpa bau. Tanpa warna. Tanpa noda. Seriusan. Berasa nyemprot air putih gitu. Bahkan nggak usah lagi ngerasa cemas wadah penyimpanan obat terkena bercak noda kalau nutup kurang rapet. Ukurannya pun compact. Muat ditaruh dalam makeup pouch, bahkan clutch bag buat dibawa kondangan.

And the best part?

Nggak ada sensasi clekit-clekit menyakitkan yang sering muncul tatkala luka ditetesi obat merah. Nggak nongol sama sekali. Suer. 100% #GakPakePerih. What kind of sorcery is this???? Bagi manusia cupu macam saya yang cuma pengin hidup namaste, lenyapnya siksaan rasa perih sangat mengobati lecet di kaki gara-gara sepatu baru jelas merupakan hal yang wajib dirayakan. Hansaplast Aqua Protect yang kedap air juga jadi alternatif menyenangkan setelah bertahun-tahun berkutat sebagai pengguna plester luka berbahan kain biasa. Plester luka langsung lembab dan nggak nyaman dipakai begitu kena air? Selow, bosque. Nggak akan kejadian pada varian Aqua Protect ini. 

Saking bebas ribetnya, Hansaplast Spray Antiseptik bisa dipakai di mana saja. Termasuk di lokasi tak terduga seperti perpustakaan, pasar, atau tempat-tempat umum lain. Belum lama ini saya ngerasain "Duh kok kayaknya ada lecet baru nih" saat sedang jalan-jalan dengan sepatu baru, dan tebak saya ngapain? Melipir ke area yang sepi, lalu mengaplikasikan Hansaplast Spray Antiseptik! Haha. Setelah itu, tutup bagian yang luka dengan Aqua Protect supaya nggak kegesek-gesek lagi waktu meneruskan aktivitas. Case closed. Nggak perlu cemas bakal ngotorin lantai, bikin susah staf kebersihan. Paling rada malu dikit kalau kebetulan kepergok pengunjung lain lantaran buka sepatu.

Tidak sampai semenit, all is well.

Sejak kenal mereka berdua, saya nggak pernah balik lagi ke obat merah atau plester luka biasa. Hidup ini tercerahkan sudah. Terus terang, hasrat diri untuk mengguncang-guncang bahu seseorang seraya berteriak, "Kenapa sih yang begini baru ada sekarang???" tuh sedemikian tinggi, tapi yah... better late than never, I guess?

z. d. imama

2 comments:

  1. Wah gambar sepatu di atas mirip sepatu yang dulu aku punya hahahaha.
    Btw aku juga pake sih ini hansaplast spray. Sempet kebeset tangan karena papercut dan cukup membantu serta gak perih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepatu yang mana ini kak HAHAHAHAHA

      Ini sakti banget Hansaplast Spray Antiseptik sumpah. Mau nangis. Kemarin kebaret papan kayu sampai lengan ngebentuk goresan panjang gitu, merah banget dan kayak mau keluar darah. Aku semprot pake HSA, lima menit kemudian merah-merahnya udah ilang dan langsung keliatan kayak kulit sehat baik-baik aja huhu :")

      Delete