terus terang gue males banget mau
nulis masalah yang serius-serius (dikit) semacam ini. but deep down, i know this has to be out of my head. or
i’ll go insane.
baiklah, mungkin aku memang sudah weird sejak lama… tapi marilah untuk
saat ini saja kita pura-pura menganggap saya masih waras. bisa kan? bisa dong..
segalanya bermula dari ospek.
baik itu ospek kampus sampai
fakultas.
biasalah, sebagai satu dari ribuan
mahasiswa baru saya hanya duduk manis di auditorium dan mendengarkan para alumni,
senior, ketua ini-itu berbicara dengan mikrofon di atas panggung. menyampaikan
orasi, opini, pandangan mereka tentang banyak hal. menuding pihak-pihak,
menyalahkan pejabat, meneriakkan perjuangan dan gema “hidup mahasiswa!”
maka,
inilah opiniku.
pandangan gadis jelata yang masih bego.
(kalau saya merasa pintar, saya bakal daftar jadi
calon menteri alih-alih kuliah -_-)
rentetan curhat balasan ini akan gue
buka dengan:
“seriously, people?”
saya nggak ngerti.
alasan apa yang membuat mereka bisa
dengan lantangnya mengatakan negeri ini belum merdeka. memang masih banyak
masalah yang menjerat Indonesia. memang kita masih belum bisa mandiri, padahal
tanah kita konglomerat—nggak sekadar kaya raya. memang langkah negeri ini masih
terseok-seok.
tapi,
Indonesia sudah merdeka, Jendral!!
atas dasar apa kalian berani bilang
kalau belum?
Indonesia sudah resmi berdiri sebagai
sebuah negara sejak diproklamasikan tahun 1945 silam. terus terang, gue nggak
terima usaha generasi masa lalu dimentahkan begitu saja. gue nggak suka kerja
keras Soekarno dan teman-teman(?) seangkatannya seolah dibuang, tidak dianggap,
tidak diakui. merasa keren gitu, kalau bisa ngomong negara ini masih belum
merdeka?
apa sih, persyaratan eksistensi
negara?
- RAKYAT.
ada! banyak banget, malah.
aku rakyat. ayah dan ibuku rakyat.
dan mungkin juga kamu yang lagi baca tulisan supercurhat gue ini.
- WILAYAH.
ada! dari sabang sampai merauke.
dari pulau whe sampai pulau… apa sih
yang dibawah itu? pulau roti? entahlah, tapi yang jelas aku yang bodoh ini bisa
mengenali kalau dalam peta dunia dan globe ada wilayah Indonesia. sangat jelas
terlihat. sangat luas. meski mengenai perbatasan masih banyak perkara dan
sengketa, banyak pulau kecil yang bermasalah…
just admit it, we do have territory.
- PEMERINTAHAN BERDAULAT.
ada! siapa tuh, yang kalian kritik
setiap hari?
siapa tuh yang kalian kata-katai,
yang pengin cepat-cepat kalian lengserkan, yang fotonya kalian coret-coret,
injak, robek, dan bakar? yang kalian protes kebijakannya dengan aksi di jalan?
lantas, berdaulatkah? coba tanyakan pada orang tentang nama-nama yang mereka
anggap sebagai ‘para pemerintah’. kalau jawabannya sama, menurut gue itu udah
cukup menunjukkan bahwa paling tidak rakyat mengakui pihak-pihak tadi sebagai
pemerintah.
- PENGAKUAN DARI NEGARA LAIN.
ada! Indonesia tercatat sebagai
anggota PBB.
dan anggota ASEAN. dan anggota badan
kerjasama antarnegara lainnya. dan kita melakukan banyak kerjasama dengan
negara-negara lain, baik yang sama-sama sedang (kesulitan) berkembang sampai
negara yang tinggal ongkang-ongkang kaki karena sudah mapan.
masih kurang apa lagi…?
bersyukurlah sedikit.
negara bermasalah bukan cuma
Indonesia, kakak.
banyak negara di benua hitam yang
lebih semrawut dan berantakan daripada kita, so stop being such a whining bitch.
dan saya nggak ngerti. sebab apa yang membuat mereka merasa
bisa melakukan segalanya hanya karena menjadi mahasiswa. merasa bisa
berperilaku seenaknya, mendobrak gerbang, membalikkan meja, mengultimatum pihak
lain, memblokade fasilitas umum dengan berlindung atas nama “memperjuangkan
rakyat”. merasa pantas menuding, menjelekkan, menistakan pejabat dan aparat
negara.
seriously,
people.
barangkali kalian—termasuk saya—sudah
bukan lagi siswa biasa.
tetapi penambahan kata ‘MAHA’ di
depan kata ‘siswa’ tidak membuat kalian jadi imortal.
mahasiswa bukan dewa.
mahasiswa bukan Tuhan yang selalu
benar.
mahasiswa tidak punya hak untuk
memutlakkan definisi tentang ‘kebenaran’.
saya nggak ngerti. saat kalian bilang pada kami para
mahasiswa baru bahwa perjuangan kami belum ada apa-apanya dibandingkan
kakak-kakak tingkat. untuk apa memberikan parameter tertentu terhadap besar-kecil
perjuangan?
perjuangan ya perjuangan. satu perjuangan besar selalu bisa
dicincang menjadi jutaan perjuangan kecil. begitu pula dengan perjuangan
seukuran serpih debu yang mungkin adalah bagian dari satu revolusi akbar.
kepada para mahasiswa,
berhati-hatilah.
we’re
all just one step away from becoming ‘MAHASIWA’ instead of ‘MAHASISWA’, if we cannot take wisely this whole new
freedom and responsibility.
yes.
SIWA: the god of Destruction.
kepada anda yang sempat berbicara di
panggung ospek, anda bilang seorang mahasiswa harus memiliki prinsip. and so, after hearing your idealism, knowing
your way of doing things, and listening to your opinion about many things that
happened around us…
i
made my decision.
prinsip saya adalah:
untuk tidak mengikuti prinsip anda.
you
cannot blame me.
i
have my own method to deal with problems.
i
have my own way to do things.
i
have my own opinion.
i
have the right to choose.
you
can hate me.
you
can point your finger and curse at me.
but
one thing you shall remember:
you will never waver me.
salam
mahasiswa,
z. d.
imama
Nice post sist! :)
ReplyDeletemakasih :)
ReplyDeletetapi sebenarnya ini cuma sampah buangan dari kepala -__- daripada dipendam juga cuma bikin stres...