Wednesday 5 September 2012

letter to the sky



*background theme: Kalafina – Kagayaku Sora no Shijima ni wa


guten nacht.
entry ini ditulis pada pukul setengah dua belas malam, tapi karena nasip mahasiswa baru tanpa modal macam saya ini tidak punya koneksi internet di kos, maka baru sempat diposting sekarang. kasian sekali. *headdesk

sebenarnya inspirasi ini muncul begitu saja karena nonton film Perahu Kertas.
iya, emang film ‘yang itu’.

 film ini tidak direkomendasikan untuk para jomblo

secara personal, aku merasa tokoh-tokoh di novel-yang-sekarang-udah-jadi-film ini beruntung banget.
mereka dipikirkan. disayangi. dicintai. dikasihi. diperhatikan.
oleh orang-orang.
mau ngebahas jodoh kek, cinta sejati kek, bertepuk sebelah tangan kek, yang jelas sepanjang nonton film saya merasakan kecemburuan luar biasa terhadap seluruh karakter. masalahnya ya tadi: because they’re so loved it feels almost unreal.

dan faktanya Perahu Kertas memang cuma fiksi.

anggap ajalah ini semacam surat dalam pesawat kertas.
kalau Kugy adalah agen neptunus yang hobinya menghanyutkan surat berbentuk kapal kertas, maka saya berniat menuliskan ini buat zeus. dewa langit.

iya, zeus.
gue gak suka pake nama jupiter.
nggak kece.
kerenan zeus banget.

kenapa dewa langit?
habisnya daerah kampung halamanku ga ada laut.
dan gue termasuk kaum manusia korslet yang hobi mendongak menatap langit. cari-cari awan. cari-cari layangan. cari-cari burung. cari-cari pesawat terbang. atau kadang pas korsletnya lagi kumat parah, suka cari-cari daleman tetangga, siapa tahu ada yang terbang ketiup angin.

jadi begini yah, zeus.
gue lagi kepengin gegalauan sedikit.
memang sih beberapa entry terakhir sudah beraromakan rasa gundah nan resah, tapi mau gimana lagi? pas melanda saya sih -___________________-

to love and being loved, which will you choose?
dua-duanya, jelas.
pilihan ini memang hampir tidak masuk akal.
tapi seandainya tidak ada opsi untuk serakah, mana yang akan kamu utamakan?

saya bicara di sini tentang romansa dan persahabatan.
sesuatu yang menjadi sangat kamu rindukan ketika keberadaan orang tua yang biasa rangkap jabatan—parents, consultant, best friend, policeman(?)—tak ada lagi di dekatmu. perasaan menyayangi dan disayangi akan memberikan rasa aman, keyakinan, dan something to hold on to, which makes you keep telling yourself to survive.

mungkin dari luar semuanya kelihatan biasa-biasa aja.
baik-baik aja.

tapi sejujurnya,
gue masih merasa tersesat.
having no one to hug you in hard times is psychologically killing me. karena sejak dulu kala gue adalah tipe orang yang mengedepankan kontak fisik sebagai simbolisasi afeksi. nggak tahu kenapa.

dari galau kronis gue bisa tenang dalam sekejap…

hanya dengan dipeluk.

atau diusap kepalanya.

atau diberantakin rambutnya.

atau dipegang tangannya.



i value physical contact more than anything.
and my parents—my mom, especially—know that.
merekalah yang biasanya melakukan itu buatku. mengisi ulang energiku. membangkitkan semangatku. menghilangkan rasa takutku.

namun di sini…
aku masih belum bisa menemukan orang yang pas untuk berbagi.
untuk kuajak memasuki duniaku yang mungkin cenderung korslet dan aneh di mata kebanyakan orang.

…seolah aku masih tersesat.

ah sumpah galau abis.

dari bumi kepada langit,
 z. d. imama

2 comments:

  1. Aku tau rasanya. Karena kita sedang merasakan hal yang sama..

    Tapi hei. Tetap semangat! Aku yakin suatu saat kamu pasti akan menemukan orang yang bisa menangkap setiap radar err agen zeus mu itu dengan baik. Seperti kugy yang menemukan keenan :)

    ReplyDelete
  2. hai manda :)
    thank you for leaving a comment.

    kita sama-sama semangat yah :D
    semoga orang yang kita butuhkan akan segera datang, amiiiin~

    ReplyDelete