Sunday 9 September 2012

You are not a saint



terus terang gue males banget mau nulis masalah yang serius-serius (dikit) semacam ini. but deep down, i know this has to be out of my head. or i’ll go insane.

baiklah, mungkin aku memang sudah weird sejak lama… tapi marilah untuk saat ini saja kita pura-pura menganggap saya masih waras. bisa kan? bisa dong..

segalanya bermula dari ospek.
baik itu ospek kampus sampai fakultas.
biasalah, sebagai satu dari ribuan mahasiswa baru saya hanya duduk manis di auditorium dan mendengarkan para alumni, senior, ketua ini-itu berbicara dengan mikrofon di atas panggung. menyampaikan orasi, opini, pandangan mereka tentang banyak hal. menuding pihak-pihak, menyalahkan pejabat, meneriakkan perjuangan dan gema “hidup mahasiswa!”

maka,
inilah opiniku.
pandangan gadis jelata yang masih bego.
(kalau saya merasa pintar, saya bakal daftar jadi calon menteri alih-alih kuliah -_-)

rentetan curhat balasan ini akan gue buka dengan:
“seriously, people?”

saya nggak ngerti.
alasan apa yang membuat mereka bisa dengan lantangnya mengatakan negeri ini belum merdeka. memang masih banyak masalah yang menjerat Indonesia. memang kita masih belum bisa mandiri, padahal tanah kita konglomerat—nggak sekadar kaya raya. memang langkah negeri ini masih terseok-seok.

tapi,
Indonesia sudah merdeka, Jendral!!
atas dasar apa kalian berani bilang kalau belum?

Indonesia sudah resmi berdiri sebagai sebuah negara sejak diproklamasikan tahun 1945 silam. terus terang, gue nggak terima usaha generasi masa lalu dimentahkan begitu saja. gue nggak suka kerja keras Soekarno dan teman-teman(?) seangkatannya seolah dibuang, tidak dianggap, tidak diakui. merasa keren gitu, kalau bisa ngomong negara ini masih belum merdeka?

apa sih, persyaratan eksistensi negara?

  1. RAKYAT.
ada! banyak banget, malah.
aku rakyat. ayah dan ibuku rakyat. dan mungkin juga kamu yang lagi baca tulisan supercurhat gue ini.

  1. WILAYAH.
ada! dari sabang sampai merauke.
dari pulau whe sampai pulau… apa sih yang dibawah itu? pulau roti? entahlah, tapi yang jelas aku yang bodoh ini bisa mengenali kalau dalam peta dunia dan globe ada wilayah Indonesia. sangat jelas terlihat. sangat luas. meski mengenai perbatasan masih banyak perkara dan sengketa, banyak pulau kecil yang bermasalah… just admit it, we do have territory.

  1. PEMERINTAHAN BERDAULAT.
ada! siapa tuh, yang kalian kritik setiap hari?
siapa tuh yang kalian kata-katai, yang pengin cepat-cepat kalian lengserkan, yang fotonya kalian coret-coret, injak, robek, dan bakar? yang kalian protes kebijakannya dengan aksi di jalan? lantas, berdaulatkah? coba tanyakan pada orang tentang nama-nama yang mereka anggap sebagai ‘para pemerintah’. kalau jawabannya sama, menurut gue itu udah cukup menunjukkan bahwa paling tidak rakyat mengakui pihak-pihak tadi sebagai pemerintah.

  1. PENGAKUAN DARI NEGARA LAIN.
ada! Indonesia tercatat sebagai anggota PBB.
dan anggota ASEAN. dan anggota badan kerjasama antarnegara lainnya. dan kita melakukan banyak kerjasama dengan negara-negara lain, baik yang sama-sama sedang (kesulitan) berkembang sampai negara yang tinggal ongkang-ongkang kaki karena sudah mapan.

masih kurang apa lagi…?

bersyukurlah sedikit.
negara bermasalah bukan cuma Indonesia, kakak.
banyak negara di benua hitam yang lebih semrawut dan berantakan daripada kita, so stop being such a whining bitch.

dan saya nggak ngerti. sebab apa yang membuat mereka merasa bisa melakukan segalanya hanya karena menjadi mahasiswa. merasa bisa berperilaku seenaknya, mendobrak gerbang, membalikkan meja, mengultimatum pihak lain, memblokade fasilitas umum dengan berlindung atas nama “memperjuangkan rakyat”. merasa pantas menuding, menjelekkan, menistakan pejabat dan aparat negara.

seriously, people.
do you think you are a saint?

barangkali kalian—termasuk saya—sudah bukan lagi siswa biasa.
tetapi penambahan kata ‘MAHA’ di depan kata ‘siswa’ tidak membuat kalian jadi imortal.

mahasiswa bukan dewa.
mahasiswa bukan Tuhan yang selalu benar.
mahasiswa tidak punya hak untuk memutlakkan definisi tentang ‘kebenaran’.

saya nggak ngerti. saat kalian bilang pada kami para mahasiswa baru bahwa perjuangan kami belum ada apa-apanya dibandingkan kakak-kakak tingkat. untuk apa memberikan parameter tertentu terhadap besar-kecil perjuangan?

perjuangan ya perjuangan. satu perjuangan besar selalu bisa dicincang menjadi jutaan perjuangan kecil. begitu pula dengan perjuangan seukuran serpih debu yang mungkin adalah bagian dari satu revolusi akbar.

kepada para mahasiswa,
berhati-hatilah.
we’re all just one step away from becoming ‘MAHASIWA’ instead of ‘MAHASISWA’, if we cannot take wisely this whole new freedom and responsibility.

yes.
SIWA: the god of Destruction.


kepada anda yang sempat berbicara di panggung ospek, anda bilang seorang mahasiswa harus memiliki prinsip. and so, after hearing your idealism, knowing your way of doing things, and listening to your opinion about many things that happened around us…
i made my decision.

prinsip saya adalah:
untuk tidak mengikuti prinsip anda.
you cannot blame me.

i have my own method to deal with problems.
i have my own way to do things.
i have my own opinion.
i have the right to choose.

you can hate me.
you can point your finger and curse at me.
but one thing you shall remember:

you will never waver me.


salam mahasiswa,
z. d. imama

2 comments:

  1. makasih :)
    tapi sebenarnya ini cuma sampah buangan dari kepala -__- daripada dipendam juga cuma bikin stres...

    ReplyDelete