Thursday, 15 January 2015

And... Here Comes the TAJ



kalian pernah mengalami momen ini nggak?

ketika sesuatu yang biasanya cuma kalian lihat sebagai gambar atau foto di dalam buku (atau majalah, kartupos, dan sejenisnya) tiba-tiba saja ada di depan mata kalian dan bisa disentuh dengan ujung jari.... biasanya apa yang akan kalian lakukan?

jerit-jerit girang?
menangis terharu?
atau diem aja sok cool dan cuma nyengir-nyengir kuda sepanjang hari?
yang mana pun bisa... yang mana pun boleh... tapi yang jelas kalian nggak akan bisa pasang tampang pokerface di situasi semacam itu.

trust me.
you will, and always will, feel something.
because that feeling of pure joy is overwhelming
.


saya merasakan itu dengan jelas ketika saya pergi ke tempat ini:


Taj Mahal.
one of a few world's wonders.
the very same and the only one.


sampai detik ini rasanya masih kayak mimpi. perasaan yang sama terjadi ketika saya pertama kali menginjakkan kaki ke tanah Jepang, kemudian saat berhasil kembali lagi ke sana (setelah bertahun-tahun), dan sewaktu ke Tembok Besar China tahun 2013 lalu garagara ada lomba ABP English Debate di Beihang University, serta momen saya menyadari saya tengah berdiri di tengah performance Kalafina AFAID 2013.

...oke, mungkin emang lumayan banyak contohnya, but it doesn't lessen the feeling of happiness washing over me when I realize that I'm going to Taj Mahal. The Taj Mahal. jantung saya sudah dag-dig-dug-der-Daia semenjak berdiri di depan gerbang kompleks Taj. padahal baru gerbang kompleks. maklum manusia udik.

heaven's gate... no?


hari itu memang agak sedikit berkabut. yah, namanya juga musim dingin bro... hawanya juga semriwing-semriwing gimana gitu. nggak freezing, tapi kalau nggak pake jaket ya langsung masuk angin spontan. ujung hidung dan daun telinga agak perih kalau lama di luar tanpa pelindung, that's why I chose to wear a knitted beanie when outside.



memasuki gerbang lapis pertama. iya, jadi di kompleks Taj ini banyak gerbang-gerbang yang harus dilewati. semuanya dibikin simetris dan seimbang. ada beberapa bangunan yang dibuat tanpa fungsi, just for the sake of balance and symmetry. iya... saya juga gagal paham.



bikin keingetan kuburannya si Humayun, ya? wajar sih... soalnya mereka memang masih satu garis keturunan. kata temen saya yang orang lokal India, Humayun itu engkohnya atau buyutnya atau bokapnya (gue ngga terlalu merhatiin pas si temen nyeritain) raja yang memerintahkan membangun Taj Mahal.


anyway... saya pun berjalan melewati pintu kecil yang di tengah itu (sambil masih terbengong-bengong tentunya) dan sekejap kemudian di hadapan mata saya terbentang pemandangan berhias kabut ini:

oh my God... it's REAL.


I see the Taj Mahal.
I see the holy motherfcker Taj Mahal!
I am just several meters away from that famous white marble building. mimpi apa gue semalem bro? di sela-sela kabut dan hawa dingin yang menusuk-nusuk kuping, gue merasakan semangat meledak-ledak di dada rata gue.
*dicekik pembaca karena nyelipin curhat*


*senyum sumringah*

mumpung udah sampai sini...
gue harus masuk ke Taj Mahal dong. yakali cuma berdiri ngeliatin dari kejauhan... tapi ternyata ada peraturan bagi orang-orang yang mau masuk ke Taj: sepatu harus dilepas, atau dipakaikan penutup khusus.

anjrit. ini musim dingin, bro. mana mungkin nyeker masuk Taj Mahal... sudah hawanya superdingin, lantainya kan dari batu. jempol kaki saya bisa membeku dengan cantik kalau nekat lepas sepatu!

maka diambillah opsi kedua. sepatu bot saya harus dibungkus kantong kain.
soalnya, usut punya usut, sol dan hak sepatu-sepatu para wisatawan berisiko merusak lantai marmer Taj Mahal. makanya harus dilepas atau dilindungi kain.


kayak gini 8))

setelah menuruti peraturan yang berlaku...
sekarang mari kita foto-foto!


nuansanya agak-agak kelabu garagara kabut...

banyak orang mulai berdatangan selain saya


mendekati pintu Taj Mahal, makin kelihatan jelas detil arsitekturnya. pendapat saya? esumpah-demi-apa-ribet-banget. hampir semua dinding penuh ukir-ukiran yang kalau nggak tanam-tanaman macam bunga dan sejenisnya ya kutipan ayat-ayat Al Quran. dan berdasarkan apa yang saya curi dengar dari tour guide yang membimbing segerombolan turis di sana, semua ukir-ukiran di permukaan batu marmer Taj Mahal ini bikinan tangan.

if i may repeat that:
buatan tangan. handmade.

ajigile.

bunganya bagus, gaes... jadi pengen :"3


salah satu sisi jendela. BUESAR yak..


konon katanya warna batu marmer Taj Mahal ini putih bersih, bahkan nyaris transparan kalau terkena sinar matahari atau bulan. sayang karena terpapar polusi selama puluhan tahun akhirnya mulai agak menguning. tapi "agak menguning" pun masih tsakeup, sih. menurutku aja...

betapa saya hanya makhluk kecil tiada arti...


kelihatan kan, sepatu saya yang dibungkus?


dan katanya lagi, cara pemerintah India memerangi Taj-Mahal-yang-menguning-karena-polusi adalah dengan membersihkannya setiap tahun. oke, itu biasa. yang agak luar biasa adalah medium apa yang dipakai buat acara bersih-bersih Taj Mahal.

...pasta gigi.


hell yeah.


ketika mau pergi dari kompleks Taj Mahal, para pengunjung harus melewati taman yang lumayan luas sebelum bisa benar-benar keluar. nah, di sini banyak dimanfaatkan oleh penduduk lokal Agra untuk jualan merchandise khas Taj Mahal dan...

menyewakan delman yang ditarik unta.


wah kepala untanya nggak masuk frame.. kasihan -__-

tapi saya nggak naik sih. perasaan masih agak-agak campur aduk setelah melakukan one last look ke arah Taj Mahal sebelum melangkah pergi. ketika itu hari sudah lebih siang. kabut mulai banyak berkurang, matahari semakin keluar dan wisatawan semakin berdatangan berduyun-duyun, ahahaha ~

titik-titik penuh warna di bagian bawah itu tentu saja manusia

goodbye, Taj.
i don't know if we can meet again, but...
it's surely nice to see the real deal instead of pictures only.

z. d. imama

1 comment: