To call myself an expert of Japanese drama series and movies will be ridiculous and rather pompous, but I think I watched enough quantity to know what am I talking about. Apa sih yang rata-rata terlintas di benak ketika mendengar istilah 'serial drama polisi'? Cerita yang cenderung serius, plot yang berat, gelap, dan kompleks. Kejar-kejaran dengan pelaku kejahatan. Adegan kekerasan seperti berantem di sana-sini dan bahkan adu tembak. Teknologi antikriminal. Rapat strategi di markas polisi yang penuh kosakata sulit. Detektif polisi yang mendedikasikan hidup secara total di pekerjaannya. Tim penyelidik dengan kepribadian bertolak belakang yang kerap berterngkar, namun selalu saling bahu-membahu menyelesaikan tugas. Pengambilan gambar yang cenderung no-nonsense. Imej polisi kerap ditampilkan sebagai sosok penegak keadilan, atau protagonis justru digambarkan sebagai polisi ideal di tengah-tengah institusi korup.
You're not wrong.
Those kinds of series are also not wrong. They are fine.
But Mobile Investigative Unit: MIU404 takes it somewhere better. They offer something most drama series with similar theme never bother to touch: warmth and vulnerability. It is full of hearts and made with sincerity. Berbagai aspek dalam MIU404, mulai dari teknik pengambilan gambar, penulisan skrip tiap episode, penyutradaraan, sampai akting pemeran-pemerannya terasa jelas menghadirkan dua hal tersebut, dan menyebabkan drama ini benar-benar menarik untuk disimak. This is pretty much the very first cop-themed drama series that can give me a fuzzy feeling; as though I'm protected by a layer of comfy blanket.
Mobil Investigative Unit: MIU404 mengambil latar kota Tokyo di mana kepolisian melakukan perombakan struktur organisasi dan lahirlah divisi baru yang ditugaskan sebagai first responder. Setiap hari selama 24 jam, divisi MIU yang masing-masing timnya terdiri dari 2 orang detektif polisi harus melakukan patroli dan menjadi petugas yang pertama kali tiba di TKP kejahatan. Kasus akan ditangani oleh MIU selama beberapa waktu, dan jika tidak bisa terselesaikan hingga tenggat yang ditentukan, maka akan diserahkan ke divisi investigasi lain sesuai dengan tipe tindakan kriminalnya.
Still with me?
Sekarang mari kita bahas tokoh-tokoh kunci.
Latar belakang organisasi selesai cukup sampai sini.
Shima Kazumi (diperankan oleh musisi sekaligus aktor, Hoshino Gen) adalah detektif polisi handal yang tidak main-main, sempat masuk jajaran elit Divisi Investigasi 1 hingga suatu kasus yang menyebabkan kematian seorang polisi membuatnya diskors habis-habisan, lalu dimutasi sejauh mata memandang ke Driving Test Center. Keberuntungan, kegigihan, dan kebaikan hati atasannya, Kikyo Yuzuru (yang cantik bangetttt hati berasa adem liatnya), berhasil menciptakan secercah harapan bagi Shima untuk kembali aktif bertugas sebagai detektif polisi di MIU Unit 4.
"Ayo sini Mas, kerja sama Tante~" (NGGAK GITU KOK DIALOGNYA, SUMPAH)
Kikyo Yuzuru, commanding officer MIU.
Sayang beribu sayang, Jinba Kohei, polisi senior sekaligus partner lama Shima sudah ditugaskan untuk mendampingi Kokonoe Yohito, anak kemarin sore dari jalur fast-track career management yang juga sekaligus putra seorang petinggi polisi. Biasalah. Titipan orang dalam harus diutamakan akomodasinya... ya nggak? Mau tidak mau, Shima harus jungkir-balik mencari rekan serep jika tetap ingin mempertahankan posisi tugasnya di MIU Unit 4.
Ekspresi wajah Shima yang lagi-lagi mempertanyakan ketidakjelasan nasib karirnya di kepolisian:
Masalahnya, satu-satunya calon yang tersedia hanyalah seorang 'polisi daerah' dari Okutama yang cukup terkucilkan oleh rekan-rekan seprofesinya karena dipandang aneh dan... uhhhhhh, rada bego. Sosok terbuang ini ternyata punya reputasi yang lumayan mencengangkan karena semua orang seolah kapok bekerja satu tim dengannya. Ketika Shima berusaha mengorek informasi lebih lanjut tentang keahlian yang dimiliki calon rekan baru ini, jawaban setiap pihak yang ditemuinya selalu sama persis: larinya kenceng.
Gitu doang.
Makin bingung, bos.
Apaan dah, masa polisi yang bisa diandalkan cuma perkara jago lari???
Namun perjumpaan perdana Shima dengan Ibuki Ai (dilakonkan secara apik dan sangat menggemaskan oleh Ayano Go—and this man is 38?? I very seriously REFUSE to believe) yang fenomenal dengan kecepatan larinya memang telah membuktikan... kemampuan dan stamina fisik Ibuki amat sangat bisa dipercaya. Sekaligus menyadarkan Shima bahwa kepribadian mereka berdua benar-benar bertolak belakang. Antara langit-bumi. Selalu bersimpangan. Di dunia tempat kita berdiam ini. (Kenapa malah jadi nyanyi lagu opening anime Shaman King versi terjemahan bahasa Indonesia...?)
Shima mengedepankan berpikir jernih dan mengikuti prosedur. Sedangkan Ibuki? Cenderung mengandalkan insting dan angot-angotan. Sahut-sahutan dialog mereka berdua yang terkadang mirip cek-cok pasangan suami-istri sangat menyenangkan disimak karena YA ALLAH ASIK PARAH KAGAK NAHAN... Apalagi akting Ayano Go sebagai Ibuki hampir setiap saat tampak happy-go-lucky dari lubuk hati, ekspresi wajahnya secerah cahaya mentari. Seolah-olah sepanjang hidupnya tidak pernah punya beban dan prasangka. Tiap hari berasa dibawa seneng melulu.
TUH KAN SAYA NGGAK BOHONG. PURE SUNSHINE.
Penonton telah dijanjikan keseruan dua polisi ini sejak awal dengan adegan ekstrem di episode pertama: tabrakan yang menyebabkan mobil patroli jatah Ibuki dan Shima hancur-lebur. Koreksi: mobil patroli mereka secara sengaja ditabrakkan demi menghindari terjadinya lakalantas yang dapat menelan korban jiwa dari masyarakat sipil. Pertanyaannya sekarang, posisi keduanya kan first responder sekaligus unit patroli, tuh. Bakal dapat mobil baru dong, sebagai ganti yang ambyar? Ntar gimana cara patrolinya kalau nggak ada kendaraan?
Oh tak semudah itu, kamerad.
Kamu pikir istilah 'anggaran' hanya mitos?
Kombi Shima-Ibuki memang pada akhirnya berhasil mendapatkan kendaraan baru. Tetapi dalam wujud food truck melon bread. Karena cuma itu kendaraan yang bisa tersedia. Menyaksikan Shima dan Ibuki berpatroli—termasuk mengejar tersangka yang kabur—mengendarai food truck yang kecepatan maksimalnya terbatas adalah unsur komedi tersendiri. Lebih menghibur dari dugaan. Apalagi beberapa kali mereka dihampiri warga sekitar yang mengetuk badan mobil, berniat membeli roti karena menyangka memang truk pedagang keliling.
Pernah juga Ibuki menyalakan jingle melon bread melalui speaker truk demi meladeni anak-anak kecil yang menyeberang di zebra cross. Shima Kazumi facepalming di jok sebelah melihat sang partner dengan penuh semangat dadah-dadah ke sekelompok bocah.
So, why is MIU404 freaking good?
In a nutshell, this series is as warm as a comforting hug, despite being a police drama.
MIU404 is character-driven. Dinamika interaksi antarkarakter, khususnya dua tokoh utama benar-benar menjadi roda penggerak keseluruhan cerita. Shima yang by-the-book, supertertib, dan sangat rasional berperan besar dalam mengerem keberangasan Ibuki. Sementara itu, Ibuki dengan kepribadiannya yang sangat blak-blakan, jujur, serta selalu bergerak berdasarkan hati nurani, perlahan-lahan mengurangi kesan tertutup yang mendominasi sosok Shima. Shot-shot yang menggambarkan mereka berdua dalam satu frame selalu menyenangkan dilihat. Ada kesan domestik yang akrab dan bersahabat; sesuatu yang relatif langka ditemukan di drama bertema kepolisian, sekalipun chemistry antarpemeran sama bagusnya.
I love how MIU404 humanizes police force. And how it doesn't think highly of itself. Karakter-karakter yang berprofesi di lembaga kepolisian tidak digambarkan sebagai figur arogan yang menganggap apa yang mereka lakukan adalah perpanjangan tangan dari sebuah kebenaran, keadilan absolut. This is a very down-to-earth representation of police (in Japan) and I wish we get more stuffs like this. Melalui MIU404 pula, saya jadi tahu bahwa pada kenyataannya, meskipun masing-masing membawa senjata api, sebagian besar anggota kepolisian Jepang tidak pernah menodongkan pistol mereka bahkan sampai pensiun. Boro-boro nembak, menodongkan saja tidak pernah! Gun is apparently seen as the very, very last resort. Persenjataan yang lebih umum digunakan jika harus kontak fisik dengan tersangka kejahatan yang kabur atau melawan penangkapan adalah baton. Itu loh, tongkat pentungan hitam panjang yang tidak jarang bisa dilihat tersarung di pinggang petugas keamanan.
Kayak gini:
Tentu saja biar afdol, tetap ada representasi bapak-bapak petinggi dengan kecenderungan "Ya mau gimana lagi, ini perintah mereka yang lebih di atas lagi, udah nurut aja" demi mempertahankan jabatan, namun tidak serta-merta berarti dia adalah sosok antagonis. Wajar-wajar aja, lah. Nggak bikin pengin nonjok saking sebelnya.
Should I rave about the cases, too? Should I?
The variety of cases Shima-Ibuki pair meets feel very much real, and close.
And they touch my heart like nothing ever had.
Accidental murder. Lost family member. Juvenile delinquency. Tracking a hiding burglar. Theft committed by a person who found herself unable to get out from the cycle of 'dirty money'. Convenient store robbery. Semua kasus terasa sangat riil, bisa kapan saja terjadi di sekeliling kita, bahkan sepintas cenderung remeh-temeh. MIU404 mampu menunjukkan kepada penonton—tanpa menguliahi—bahwa sesuatu yang tampak sepele di permukaan bukan berarti tidak memiliki kekuatan untuk mengubah drastis hidup seseorang.
Tidak sekali-dua kali saya menangis sesenggukan di hadapan layar laptop, padahal saya berani menjamin (meski tidak kenal satu pun tim produksinya) ceritanya tidak meminta penonton untuk nangis. Ngerti kan, suka ada film atau drama yang kerasa banget kayak nyuruh kita nangis? Penulis skripnya semacam menjerit dari balik layar, "NANGIS SEKARANG! NANGIS! KELUARIN AIR MATA!! AYO!!" dan saya terus terang dongkol banget tiap nemu yang begitu.
But MIU404 isn't like that.
Episode tentang kenakalan remaja masih merupakan salah satu favorit saya. Topiknya menyinggung tentang juvenile law dan apa sebenarnya tujuan dari dibuatnya hukum untuk anak-anak di bawah umur yang melakukan tindakan pelanggaran, atau bahkan kriminal. Muncul pertanyaan-pertanyaan krusial semisal, "Kenapa sejumlah hukuman terhadap anak-anak dan remaja rasanya terlalu lunak? Apakah ini justru tidak mengundang mereka untuk mengulangi perbuatan?" dan menurut saya... apa yang disampaikan oleh MIU404, walau tidak serta-merta menjawab, cukup bisa dijadikan renungan.
Nggak akan saya tulis di sini, deh.
Nanti malah spoiler penting.
Tidak ada kasus-kasus bombastis seperti menguak terorisme beserta ancaman bom, membongkar sindikat perdagangan manusia, pembunuhan beruntun dengan metode mutilasi, atau sejenisnya. I'm so sorry Miman Keisatsu: Midnight Runner, but you are just... trying too hard. I love Nakajima Kento and Hirano Sho, unfortunately the crown for this season's (and probably this year's) best police drama is snatched by MIU404. Bar none. Hands down.
MIU404 is just THAT good.
And did I mention Ayano Go?
Shining bright like a summer sunshine, brimming with glow, as charming as ever Ayano Go?
Gara-gara Ibuki Ai digambarkan sebagai sosok berstamina tinggi dan larinya kenceng, penonton disuguhi banyak adegan kejar-kejaran manual di sini. And oooh boy, seeing Ibuki running is, weirdly enough, satisfying.
His ready stance alone is worth five stars.
Barangkali sudah waktunya saya menghentikan tulisan ini sebelum makin panjang tak terkendali. WATCH MIU404, GUYS. Saya hanya ingin menyampaikan itu saja. Platform legal untuk serial drama Jepang mungkin cukup sulit ditemukan, tetapi saya tidak berniat menyebutkan platform ilegal tertentu karena... nggak mau aja. You know the title of the series. So you know the keyword. Google the crap out of it, that's all I can say.
Some more screenshots of Shima Kazumi and Ibuki Ai doing patrols to close this, um, somewhat review of a blog post:
MIU404 overall score:
Storyline «««««
Cast «««««
Intercharacter chemistry «««««
Soundtrack ««««
Heart and sincerity «««««
Masa bodoh lah dibilang biased opinion atau apa pun tapi YA RABB IKI PANCEN APIK SAKPOLEEE RAONO OBATTT FTW!!! 1!!! SETUNGGAL!! SIJI!! Oh, jangan lupa mampir ke laman Spotify Yonezu Kenshi untuk mendengarkan lagu "Kanden" yang jadi theme song MIU404. It's a good track.
z. d. imama
Baru nonton 3 episode dan emang beneran bagus, seru, nyenengin, aahh...
ReplyDeleteUdah ngefans duet Ayano Go-Hoshino Gen sejak di Kounodori, eh, di sini jadi partner lagi yang bertolak belakang tapi kok ya tetep bisa kompak.
Ayano Go iniii kalo mainin karakter yang ceria tuh bisa gemesin banget, kalo mainin karakter suram bisa nakutin banget huhu.. Aku mau nonton ah, duet Ayano Go dan Hoshino Gen kayaknya ga boleh dilewatin :D
ReplyDeletekomen ah, lama ga komen di sini,
ReplyDeletesaya sih baca aja tiap kali tulisanmu muncul di feedly, trus masih kagum sama runut dan rapi isinya, walau seringkali otak saya ndak nyandak untuk mencernanya hihihi