Friday 13 January 2017

ONE OK ROCK, and their "Ambitions"


Belakangan saya sedang tidak punya bahan untuk ngomel-ngomel yang bisa dituliskan di blog. Sebagai (self-proclaimed) whiny blogger, saya merasa gagal... tapi ya sudahlah. Tidak apa-apa. Saya mau ngomongin yang lain saja. Episode ngomel, protes, dan menggerutu berikutnya akan selalu tetap ada kok, soalnya sudah bawaan lahir.

Saya termasuk manusia yang mendengarkan musik, dan sangat suka bernyanyi meskipun sama sekali nggak bisa nyanyi apalagi memainkan instrumen musik. Berbeda dengan kebanyakan orang di lingkungan sekitar, saya bukan tipe yang keep up dengan rilisan musik terbaru dan berlomba-lomba menyusun playlist atau mixtape hore nan gaul. I listen to very limited artists, and I am the type who play their discography in its correct order. Alias kalau nyetel ya satu album dan biasanya nggak pakai acara skip-skip apa pun. Pertanyaan yang muncul di kepala saya setiap mau jalan serta pasang earphone adalah: hari ini mau dengerin siapa dan album yang mana enaknya?

Sebagai #BudakYapan™ yang hakiki, saya memiliki sederetan nama-nama musisi Jepang yang sering saya dengarkan lagu-lagunya. Nggak panjang sih daftarnya, tapi lumayan lah dibandingkan musisi Barat. Salah satunya adalah ONE OK ROCK, band yang mulai saya ikuti rilisan demi rilisannya semenjak tahun 2011 berkat lagu Wherever you are yang galau menggelora itu.


Ciri khas ONE OK ROCK yang cukup membedakan mereka dari band-band Jepang lain adalah, dalam lagu-lagu mereka lumayan banyak bertebaran lirik berbahasa Inggris, dengan sentuhan bahasa Jepang di sana-sini. Wajar sih jika ONE OK ROCK semenjak tahun 2015 mulai dibahas di Amerika dan rajin kolaborasi dengan sejumlah musisi seperti Simple Plan dan Against the Current. Beberapa lagu single mereka pun dibuatkan rilisan ulang 'English version'-nya, yang mana tentu saja seluruh bagian liriknya dijadikan bahasa Inggris. (Personal comments: saya lebih suka versi originalnya; they have more depths in the lyrics department.)

Tanggal 11 Januari 2017 lalu, ONE OK ROCK meluncurkan album mereka yang kedelapan berjudul "Ambitions". Berhubung sok ngaku-ngaku fans, saya pun menyegerakan diri berbuka puasa setelah penantian cukup panjang―album ONE OK ROCK sebelumnya, 35xxxv, rilis tahun 2015―dan mendengarkan Ambitions dari ujung hingga ujung lagi. Ibadah looping album isi 14 tracks dan berdurasi total 49:24 ini menghasilkan kesimpulan sederhana: Ambitions, is about ONE OK ROCK and their newest ambition, which is to gain (hopefully) more Western listeners and have a stronger position in Western market.

Takahiro, the vocalist, at ONE OK ROCK LIVE IN NAGISAEN 2016.

Sambil menulis postingan ini, saya juga menyempatkan diri memutar lagi album-album lama ONE OK ROCK, dan menyadari satu hal krusial. Ambitions sangat radio-friendly, dengan risiko sejumlah lagu-lagu di dalamnya yang terkesan 'sama' atau 'gitu-gitu doang', bermodal hooks dan catchy melodies. Lirik-lirik lagu khususnya untuk single-single seperti Taking Off dan Bedroom Warfare pun dibuat sangat... Amerika. Generik kayak obat murah. Lack of emotional depth, which unfortunately was something that I really dig from previous songs of ONE OK ROCK. It feels like, ONE OK ROCK is trying to speak for everyone and they end up speaking for no one. They don't make it relateable at all this time, those words in their verses. Gitarnya juga agak minimalis. Kadang malah nggak kentara sama sekali. Kurang porsi aja rasanya. Tapi ini pendapat pribadi saya lho ya. Saya, yang nggak bisa main musik, nggak bisa nyanyi, yang amat sangat awam-menyerempet-bego di kancah permusikan.

Jika ditanya adakah lagu yang saya sukai di Ambitions, jawabnya ada. We are, track keempat pada album ini, tampaknya adalah satu-satunya lagu dengan sisi emosional dan personal paling kental, dilihat secara lirik maupun komposisi. Lagu tersebut bahkan dimainkan di 18 Fest, sejenis acara yang diperuntukkan bagi remaja-remaja Jepang berusia 18 tahun. And the live performance was freaking touching my heart did not ready for that.



ONE OK ROCK - We are (18 Fest live performance version):


Dear Lord, I just... cannot. Please tell my family to play this song on my funeral, guys. This is my will and you all are my witnesses. This kind of song was what draws me to ONE OK ROCK, and I hope, despite their 'ambitions' to earn success in Western world, they will still continue to make songs as heartfelt as this one, no matter what. Another track which has very, VERY CLOSE vibelyric-wiseas this is Nobody's Home, coming from their Niche Syndrome album (2010) that also has previously mentioned above Wherever you are.

ONE OK ROCK - Nobody's Home

Taking from "Niche Syndrome" LIVE at Budokan 2010 (Encore).


Selesai mendengarkan album Ambitions, status saya sih masih jadi fans ONE OK ROCK, ya. Nggak berubah. Tetep suka. Tetep mau nonton konsernya kalau-kalau mereka mampir ke Singapura, Malaysia, atau (semoga) Jakarta. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa saya berharap di album-album ke depannya, lagu ONE OK ROCK nggak akan segenerik sekarang. Musisi itu kalau nggak numpang curhat nggak seru, bro.

Jadi, ada yang dengerin ONE OK ROCK juga nggak selain saya?

z. d. imama

14 comments:

  1. Dulu aku seperti kamu kalau dengar lagu pengennya dengar satu album si penyanyi. Tapi yah lama-lama jadi lebih fleksibel aja. Btw, aku gak ngikutin musik Jepang. Aku western oriented. Halah. Tapi boleh sih belajar menikmati musik di luar kebiasaan. Biar perbendaharaan musiknya makin banyak. Thanks to Joox. Halah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah saya dulu kebalikannya. Dulu saya sampai SMP, ngikut temen-temen sepergaulan dan ngedengerin playlist ini-itu segala macem. Tapi lama-lama entah kenapa tidak merasakan kenyamanan, haha. Sekarang saya kalau streaming pakai Spotify sih... karena kayaknya lagu-lagu yang suka saya dengar lebih nggak ada lagi di Joox (di Spotify aja jarang huhu).

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. I'm so sorry to tell you that "Last Dance" isn't even the song that left deep impression in me HAHAHAHA ya ndak papa namanya juga selera. Last Dance nggak jelek, sih. Masih suka juga. Tapi ya udah... nggak ada cinta mendalam aja.

      Delete
  3. Saya jd pnasaran dengam band ini, ntar saya dengerin deh, walau skarang masih ngefans sama DOLL$BoXX dan Scandal Band #halagh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga ndengerin SCANDAL kok Om! X'D
      Tapi kalau yang satunya, apa itu, Go-Box? Nah, saya malah ngagak tahu.. belum pernah denger namanya pun huhu katrok tenan saya ini.

      Delete
  4. Gak banyak komen ah kalo band Jepang.. Kali film jepang baru deh paham..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Film Jepang yang mana iniii yang mau diomongin?? X")))

      Delete
  5. Aku lebih sering dengerin Kpop sih daripada Jepang. Tapi sejak bergaul dengan kamu aku akan mulai membiasakan mendengarkan band Jepang. Tolong racuni aku senpai~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku sayang sama Kak Chika jadi aku nggak mau ngeracuni.. nanti temanku yang kuantitasnya hanya terbatas ini jadi hilang satu 8(((( *ditabok pake selendang*

      Delete
  6. Haloo! I'm silent reader of your blog, enjoy it greatly so far...
    Aku fan OOR jugaa, sejak kenalan sama wherever you are jugaa, lagu yg pas denger pertama kali sukses bikin nangis kejer gara2 pas bgt sama kondisi saya waktu itu #malahcurcol
    Anyway, stlh baca2 komen di yutub&web, kayaknya emg banyak bgt fans oor yg bilang kalo di album ini mereka agak "kehilangan"sentuhan mereka..ada yg blg karna mreka skrg udh "amrik banget" jd udh nggak kayak J-rock yg lain (saya nggak terlalu tau, karna wawasan j-rock saya sempit bgt).. Tp emg kerasa sih.. Di album&lagu2 nya yg terdahulu bahkan yang saya ga ngerti arti lirik nya, sekali denger bs lgsg trenyuh, kayak tersentuh hati nya..tp kalo yg album ini nggak banyak lagu yg bs bikin ngerasa kayak gitu.. Menurut saya sebagian besar lagu yg di album ini emg asik nya buat ajeb2 di karaokean..��
    Sekali2 kasih komen di post nggak papa yah? Ikut ngeramein, walaupun nggak kenal.. ��

    ReplyDelete
  7. Duh, makasih banget yaaa... Ahirnya nemu band jepang lagi yang nyaman di telingaku setelah jaman laruku... Banzaaaaiiii!!!

    ReplyDelete
  8. Hampir sebagian lagunya One Ok Rock itu aku suka,demen,bahkan cinta pun iya! Ex recomended (buat aku) tu ONION, Mighty Long Fall, ReMike, No Scared, Last Dance, and so and so on yg emg pada saat itu genrenya lebih kerasa 'semi-heavy-metal' nya :'V diawal aku kenal dan dengerin, atmosfer musik dia beneran beda dari musik yg selama ini aku denger, terus-menerus bilang "wow ini apa?! Apa ini! Kereeeeenn!!!!!" parah bgt disaat itu aku sampe seharian donlot-in semua albumnya, searching soal si Taka, lebih jijik arah alay aku bahkan sampe nge-desain poster sendiri dan aku belain nyetak gambar muka Taka pegang mic kabel merah (mic khas dia), yang skg terpajang indah ditembok kamar :'D intinya demam banget saat itu, bahkan mungkin bisa dikata aku mendewa-dewakan kualitas suara dia yg bagus parah. And finally detik ini aku nemu blog yg isinya tentang review album barunya OOR, yang aku rasa emang uda rada ngecewain fans yang sempat ter"ambition" diawal album blm rilis tapi setelah itu "eh, kok kayak gini ya, kek ada yg lain yaa..blablabla" termasuk akupun begitu. So, aku sependapat sama penilaian ini yg mengatakan bahwa OOR semakin kesini genre musik dia semakin di ubek2 oleh hal berbau Americanism. Kesannya OOR jadi tidak terlihat konsisten terhadap musik dia sendiri, dan....aku sedih mendapati fakta seperti ini huhu :'D sekian.

    ReplyDelete
  9. Cuma mo bilang setuju.
    Aku pribadi ngerasa recently ROCK mereka agak nipis. My First Story keburu nyusul Bt however its their choice. Mungkin sedang coba-coba genre. Lagipula vocal Taka menurutku kadang cocok dengan ballad atau country malah :v *ngaco* #abaikan
    Ahahhahaaa..... omong-omong aku suka banget sama kakak-beradik itu. Sampe sering gigit ponsel gegara gatel nungguin mereka dueeeeeett!!!!!
    AAAAAARRRRGGGHHHH!!!!

    betewe ulasannya keren (y)

    ReplyDelete