Friday 23 November 2012

Sorry, Mr. Lecturer ~

Actually this is one embarrassing story.
....or not.

Simply put, 
I fell asleep in my history class.
AGAINhttp://www.emocutez.com

Sekadar informasi, tidur ke kelas sejarah adalah kebiasaan lama saya yang mengerak semenjak kelas satu SMP. Kalau nggak salah. Kalau salah... mungkin malah sedari saya masih SD. Bukan berarti setiap begitu pelajaran dimulai aku jatuh tertidur dan baru kebangun setelah kelas usai loh, ya. The duration of my sleep varies, kadang bisa satu sesi penuh, satu jam, setengah jam, dua puluh menit, bahkan pernah juga cuma terkantuk sebentar.


But i always fall asleep.
And i never do it on purpose.
http://www.emocutez.com


Kayak semacam sudah ada pilot otomatisnya gitu deh.
History, when it's being told verbally (just like the way teachers and lecturers do in front of the class), my mind seems to take it as bedtime stories. Or lullaby. Maybe both.

It's soooooooo hard to keep my eyes open all the time !
I swear, really.
*meratap
http://www.emocutez.com

Personally speaking,
Kurasa satu-satunya alasan yang cukup masuk akal yang menjelaskan kenapa nilai sejarahku di rapor masih selamat (meski fakta bahwa aku selalu ketiduran tidak akan bisa dibantah) adalah karena anggapan bawah sadarku bahwa sejarah itu dongeng sebelum tidur; jadi di rumah aku bersemangat buka-buka bukunya. Baca cerita-cerita (or in this case: subject materials) yang tertulis di sana. So unknowingly i do study history, though not in class.

Dan kebiasaan ini kebawa sampai kuliah.
Sampai sekarang.
Sampai hari ini.
Detik ini.

http://www.emocutez.com
*guling-guling di atap asrama mahasiswa*
*dilempar ke danau UI*


Anyhow, dosen mata kuliah sejarah gue itu tim.
Anggota timnya ada tiga orang dan mereka mengajar bergantian.
Pada salah satu anggota tim pengajar itu terdapat bapak-bapak bernama Fadli Zon.


Masih kurang jelas?
Fadli Zon.
Anyone ever heard his name before?
http://www.emocutez.com


If you haven't... don't worry!
Be happy, because we're in the same boat! Yeeeeeeey ~
*dilempar perahu kertas dari samudera pasifik*

Terus terang saya sama sekali nggak pernah mengenali nama dosen-dosen saya sebelumnya. Semua nama terdengar baru dan asing, which is becoming a particular excitement. Tapi entah kenapa banyak sekali teman-teman sejurusan yang mendadak supersemangat setiap kali Pak Fadli Zon dapat giliran masuk kelas sejarah dan mengajar. They're filling up the front lines with bright faces whereas i'm completely clueless about what the hell is happening.

Otakku pun bekerja (meski seringkali dia gue anggurin sih).
"This person must be kind of a big deal !"
http://www.emocutez.com 
Itu kesimpulanku.


Hari berganti hari.
Minggu pun berlalu dengan cepat.
Gue masih tetep tidur di kelasnya Pak Fadli Zon. Memang sih, salah satu kekuatan(?)ku adalah kemampuan untuk tidur di mana saja, tidak peduli bagaimana posisi tubuhku dan seperti apakah situasi saat itu. It's as if whenever my brain gives an order to sleep, I'll sleep. That simple. That easy.

Just so you know.

Anyway,
Lama-lama aku penasaran juga dong tentang identitas sesungguhnya dari dosen satu ini.
Akhirnya kuputuskan untuk menerapkan jurus kepo mutakhir khas peradaban manusia abad 21: googling.

Kemudian gue mangap.
Dengan mata berkunang-kunang.
Like this:
http://www.emocutez.com

This was what I got:

click on the picture to see in actual size, kay?

FINE.

  1. Wakil Ketua Umum Partai GERINDRA?
  2. Sekretaris Jenderal DPN HKTI?
  3. Direktur Institute of Policy Studies?
  4. Pemilik Fadli Zon Library?
  5. Dewan Redaksi Majalah HORIZON?
  6. Dosen Universitas Indonesia?
  7. Ketua ILUNI Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia?


Okay Zul, calm down.
Breathe in. Breathe out...

So... he is kinda a biiiiiig deal.
http://www.emocutez.com
What... should... I do? -_-
Nothing, perhaps?
Should I do nothing about it?

Mungkin di luar sana ada sekian ratus, bahkan ribu orang yang hormat merunduk-runduk pada sang bapak dosen. Barangkali seminarnya dihadiri ratusan orang. Bisa saja ada sekian puluh orang kepengin bisa berbincang langsung dengan dia, atau kebelet salaman, atau berharap bisa berdiri dalam jarak yang memungkinkan tinju kita buat nonjok orangnya langsung.

And here I am...

One of his students.
Had no clue about him at all until our fifth meeting in class...
Plus: tidak pernah melewatkan satu pun pertemuan mata kuliah sejarah tanpa ketiduran. Dan sepertinya aku belum punya rencana untuk bertobat. Lah, mau bagaimana lagi? They say "old habits die hard", don't they? Atau barangkali level kecerdasan saya masih kelewat rendah untuk bisa mendeteksi 'orang penting' macam beliau, hohoho...
*ngeles maksimal*


Tapi mau gimana lagi, kelasnya bikin ngantuk juga sih huhuhu...

Sorry, Mr. Zon ~
z. d. imama

1 comment:

  1. hahaha apa jarang liat ditipi mukanya mbak pas jaman2 kampanye dulu :D

    ReplyDelete