one kind of perfect day

hello oktober~
postingan perdana nih di bulan ini ^^

ternyata jadi mahasiswa baru itu benar-benar cobaan hidup -___-
dikerjain senior, di-troll dosen sendiri (iye, ada satu dosen yang sangat suka sekali nge-troll saya. itu mungkin akan diceritakan lain kali dalam blog ini. ehm, mungkin yaa~)

jadi,
gue mau sedikit pamer nih.
*pembaca langsung hunus golok*

minggu ini bisa dibilang adalah one of the best week in my college days. yah, sebenernya bukan karena aku menang Uang Kaget, nggak lah. tapi entah kenapa minggu ini rasanya ajaib sekali. mulai dari ditelepon rektorat yang ngasih tahu kalau aku masuk rekomendasi untuk dapetin beasiswa sampai ditraktir makan sama orang (tahu aja kalo gue mahasiswi nggak modal :p).

salah satu dari puncak kebahagiaan adalah kamis malam kemarin, tanggal sebelas oktober. tanya kenapa?

gadis perantauan satu ini...

nonton. teater. jkt48 !!

tulisan di depan teater~

iye, gue suka sama jeketi forti-et.
awas kalo ada yang nyebut jekate empat-lapan.. saya kutuk jadi kecoak!
jujur saja aku bukan termasuk hardcore fan (baca: kipas angin berinti keras) sih, tapi cukup suka sampai aku bela-belain puasa sunah biar bisa dapet tiketnya. kan cuma terbatas dua ratus kursi, bos. dan itu diundi. jadi perlu segenggam keberuntungan ekstra juga buat bisa mendapatkan tiket.

tapi hasilnya adalah...

nilai kepuasan ++++1.000.000 kali lipat.

ASLI.

tampang gadis rantau yang habis kuliah full seharian langsung ke teater

cap stempel masuk di punggung lengan kiri. keliatan ga?

aaaaanyway ~

pertunjukannya superunyu !

(seperti yang sudah diduga)

tapi dari dua ratus kursi yang tersedia dan seratus orang yang berdiri, penonton perempuannya paling mentok lima belas persen doang. buset. benar-benar seolah perawan di sarang penyamun gitu deh perasaan gue pas nonton... mana urutan masuk teater juga ditentukan lewat undian, jadi kanan dan kiri gue semuanya adalah orang asing.

orang asing... dan cowok.
astaganaga.

belum lagi sebagian besar dari laki-laki itu adalah para otaku (atau wota; terserah apalah namanya) yang bergerombol histeris dan memancarkan aura 'horor' yang membuat saya males campur takut untuk dekat-dekat. tipe orang-orang yang isi kepalanya tidak bisa ditebak ketika tengah menyaksikan anak-anak jeketi menyanyi dan menari di atas panggung.

yang fan chant-nya kadang ngga pada tempatnya.
yang seolah-olah menjadikan member jeketi bukan lagi sebatas idola, tapi juga sebagai sumber fantasi
seriously, i feel a kind of pity towards the girls.