Monday 22 May 2017

Lewat Tengah Malam: one (simple) book review


Saya mengenal nama Sweta Kartika belum lama. Barangkali semenjak 2013 (atau 2014?) ketika Shani Budi dan Mbak Ines bekerja sama dengan Sweta untuk membuat webcomic superhero berjudul NusantaRanger. Lewat NusantaRanger, yang ketika serialnya berjalan selalu rajin saya ikuti dengan penuh semangat, saya mulai mengenal karya-karya Sweta yang lain seperti Grey & Jingga―bukunya bisa dibeli di sini dan di sini, Wanara―sudah terbit dua volume, bisa didapatkan lewat sini dan sebelah sini, dan masih banyak lagi... tapi saya nggak baca judul-judul lainnya karena masih belum sempat ngulik.

Oktober 2016 lalu, melalui akun Twitter-nya, Sweta mengumumkan akan merilis sebuah buku khusus di acara Mangafest Jogjakarta. Berhubung saya belakangan berdomisili di area Jakarta sebagai gadis rantau, saya titip pada seorang teman yang memang hidupnya berkubang di Jogja untuk membelikan satu eksemplar. Mumpung katanya dia juga mau berkunjung ke acara tersebut. Sekalian, lah.


Sebenarnya saya berharap supaya sang teman mengirimkan buku ini ke Jakarta, makanya dengan sengaja saya transfer nominal yang cukup. Tapi ternyata... seluruh sisanya diambil sebagai 'uang lelah'. Hahaha. Ya sudahlah nggak apa-apa. Selepas acara, buku saya pun masih berada dalam cengkeraman teman.

Waktu berlalu.

Syukurlah pada acara Ennichisai 2017 yang digelar tanggal 13-14 Mei, teman saya mengatakan kalau dia akan ke Jakarta dalam rangka berpartisipasi cosplay dan mengajak bertemu untuk serah terima barang. A-KHIR-NYA! Setelah tertunda berbulan-bulan, saya pun bisa menyentuh buku ini, membacanya, dan membuat review terkait di blog pribadi karena kalau nggak begitu blog saya bisa nggak ada isinya sama sekali.

"Lewat Tengah Malam" adalah kumpulan kisah cerita misteri yang dihadirkan dalam bentuk sebuah buku sederhana setebal 58 halaman (+2 halaman kaver dalam dan copyright). Beneran sederhana, sebab hanya dijilid dengan staples biasa. Semacam majalah Bobo atau album Donal Bebek, gitu. Lucu deh. Ilustrasi sampul depan bisa dilihat sebagaimana gambar pembuka postingan di atas, sedangkan untuk sampul belakang adalah seperti ini:

Itu apa ya yang netes-netes...

Secara keseluruhan, Lewat Tengah Malam terdiri dari delapan kompilasi cerita pendek, satu cerita bergambar, dan satu komik. Judul-judul cerita pendek tersebut jika diurutkan berdasar daftar isi adalah

  1. Lima Malam di Rumah Bengkot,
  2. Lukisan Ny. Telasih,
  3. Misteri Sepotong Kepala,
  4. Tangisan Bayi di Kolong Ranjang,
  5. Roh-Roh Halus Itu,
  6. Misteri Bus Malam,
  7. Maut di Tanah Pasir, dan
  8. Suara-Suara dari Salemba.
Semua cerita pendek tersebut dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi yang membantu menjelaskan cerita dan sebagai pendamping judul. Supaya lebih jelas, saya sertakan foto halaman pertama deh.

Saya selalu heran dengan yang sanggup gambar seram. Nggak ketakutan sendiri gitu?

Cerita-cerita pendek dalam Lewat Tengah Malam cukup enak dibaca. Beberapa kisah memang tidak terlalu seram (saya sedikit curiga hal ini mungkin disebabkan oleh kekurangan penulis dalam penyampaian narasi), namun ilustrasi-ilustrasi Sweta yang top-notch selalu sukses memberikan boost yang mampu membuat pembaca merasa cukup 'terganggu'. Terlebih untuk cergam Misteri Ladang Tandus di Kaki Gunung Tengkorak dan komik Setan Ketandan, waduh... saya sempat merinding berat di beberapa adegan tertentu.

Secara umum, Lewat Tengah Malam cukup bagus sebagai bacaan iseng-iseng di kala senggang. Hanya saja, beberapa kesalahan EYD dalam penulisan narasi terasa agak mengganjal pemandangan dan mengurangi kenyamanan membaca. Kesalahan-kesalahan ini antara lain peletakan awalan dan kata depan 'di', penempatan tanda titik dan tanda koma, atau typo. Sayang, sih. Semoga untuk rilisan berikutnya, hal-hal semacam itu bisa lebih mendapatkan perhatian khusus.

(Kak Sweta kalau butuh proofreader, bisa hubungi saya di coldbutterbeer@gmail.com lho. Hehehe. #ShamelessSelfPromotion.)

Sebagai penutup, saya lampirkan ilustrasi pembuka komik Setan Ketandan yang menjadi judul terfavorit di Lewat Tengah Malam.  Komik sembilan halaman ini vibe mencekamnya nggak main-main, apalagi halaman ketujuh dan kedelapan berhasil membuat saya kaget sampai-sampai melemparkan buku di tangan ke seberang ruangan.

Kuburan kalau digambar sedemikian rupa kok creepy banget...

Apakah ada di antara kalian yang juga memiliki buku ini?
Atau mungkin karya Sweta Kartika lainnya?

z. d. imama

13 comments:

  1. Wah, baru tahu nih mas Sweta pernah ngerilis buku ginian! Dulu tahunya cuma lewat Grey & Jingga di Facebook, terus lanjut ke Nusantaranger, sama H2O.

    Anyway, setuju banget sih tentang kualitas gambar mas Sweta. Apa ga merinding sendiri ya dia pas bikin gambar-gambar serem yang segitu detilnya wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belum baca H20 tapi banyak yang bilang kalau bagus??

      Delete
  2. Replies
    1. ...Semua video downloadan yang Kak Chika copas dari aku pasti belum ditonton juga :")))

      Delete
  3. soal awalan dan kata depan itu sangat mempengaruhi minat baca e kalo buat saya. mbuh kenapa...kayak semacam ada kesan menghina dari diri saya, nulis aja belum jejeg sudah sok-sokan dikomersialin.

    tapi selebihnya saya kok ya kepengen karya-karya - dalam versi saya - "belum layak dikoleksi" macam begitu itu mbok ya dirilis juga di google play, biar lebih murah dan nggak makan tempat. sayanya jadi bisa mempertimbangkan buat urunan mengonsumsi :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anu, Mas... sudah ada Wattpad untuk hal-hal yang begitu. 8))))))

      Delete
    2. eh, tapi wattpad itu bukannya gratis ya?

      Delete
  4. Aku sukaaa karya-karyanya Mas Sweta :D belum punya yang ini dan ga yakin sanggup bacanya karena aku penakut banget :))) iya suka kepikiran, yang bikin gambar-gambar seram begitu, pas bikinnya takut sendiri ga yaa? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya kaaan apalagi komik-komik yang memang lininya horor seperti Ito Junji gitu. Pembacanya aja suka kebayang-bayang masa pengarangnya bisa nggambar dengan enak sih X((((

      Delete
  5. aku sedang membuat ilustrasi & cerita pendek tentang hantu di SMA kita... hmmm... apa bakal jatuhnya kaya ini ya? Buku ini masih banyak di toko buku kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ...........
      Yo kui memang suatu karya yang cuma kamu yang bisa buat sih, Dit. Nanti judulnya "SETAN SMANSA: THE CHRONICLES" (atau judul lain terserahlah)

      Delete
  6. Aku nggak mau baca. Takut ga bisa tidur. hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya kalau komik horor cuma berani baca siang hari bolong, Mbak :)))

      Delete