Monday 8 May 2017

Please. I don't understand this "I'm a gem" narrative.


Saya ini tidak pandai. Serius. Banyak sekali hal yang tidak saya ketahui, mengerti, dan pahami. Salah satunya ya... yang akan saya bahas di postingan ini. Jika di antara kalian ada yang bisa membantu memberi saya pencerahan atau sanggup menguraikan kekusutan dalam kepala, pertolongan kalian akan saya sambut dengan senang hati. Huhuhu.

Pernah dengar ini?

"I am a gem, so you must fight hard to get me."

Beberapa kali saya mendengar narasi tersebut dilontarkan oleh perempuan, baik yang usianya di atas saya, seumuran, hingga lebih muda, dari yang saya kenali maupun tidak. Kadang-kadang narasinya ditambahkan kata 'rare' (kayak kalau pesen steak di restoran) dan jujur saja... saya tidak paham. Maka lewat tulisan ini saya bermaksud menumpahkan ketidakpahaman pribadi supaya ada yang berkenan memberi pencerahan, atau minimal mencari teman untuk bingung bersama.

Mohon dibantu agar muka saya nggak kayak gini melulu...

Apanya sih yang tidak saya mengerti?

Saya akan coba berusaha menguraikan... sebisanya (kembali ke poin awal bahwasanya saya ini tidak pandai). Semenjak memasuki tahun 2000-sekian, saya mau tidak mau jadi berangsur menyadari kalau film-film ala fairytale Disney mulai banyak mendapatkan kritik karena hampir selalu menampilkan protagonis perempuan sebagai damsel in distress. Oh baiklah, lebih tepatnya princess in distress. Tuan putri, dengan beraneka ragam kondisinya (dari yang beneran terjajah seperti Cinderella, dipingit ala Rapunzel, dikatain masyarakat "Idih kamu ngapain pinter-pinter, kebanyakan baca buku?" sebagaimana Belle, atau yang cuma bosen doang jadi anak Sultan kayak Jasmine).

Putri-putri ini menunggu 'pangeran' yang berjuang demi mereka (kecuali Belle kali yah, karena berdasarkan kisahnya kan dia dapet kastil megah terpaksa hidup di kastil menemani Beast). Banyak perempuan modern yang memprotes narasi ini karena dianggap tidak empowering. Tokoh protagonis perempuan―alias para tuan putri―dalam kisah-kisah tersebut dipandang sering (meskipun tidak selalu) diposisikan sebagai pihak yang senantiasa butuh diselamatkan, dilengkapi, atau diperjuangkan untuk bisa 'didapatkan'.


I don't know, it just bugs me.

Sebab saya tidak melihat ada perbedaan antara narasi ala "Tuan Putri Disney klasik" dengan "I'm a gem so you must fight hard to get me". Mungkin karena dalam kehidupan nyata, sulit sekali untuk menjadi 'tuan putri' beneran sehingga diganti dengan menyebut diri sebagai gem? Entahlah. Namun bagi saya, yang tidak pandai ini, semuanya terdengar nggak ada bedanya. Sama-sama 'istimewa'; satunya tuan putri di antara rakyat jelata, sedangkan satunya adalah gemstone di antara... mungkin batu kali atau batu bata. Sama-sama menunggu pihak yang bersedia berjuang demi dirinya, sementara dia diperbolehkan untuk bengong saja atau sibuk dengan urusannya sendiri (Aurora, misalnya, sibuk tertidur).

Saya gagal paham.

Esensinya terasa sama saja menurut saya, cuma kata-kata yang diganti. Padahal ungkapan "I'm a gem so you must fight hard to get me" terdengar cukup kuat belakangan ini, yang mana berarti banyak dong perempuan modern yang menyetujui dan mengamini narasi tadi? Kok agak lucu. Membingungkan pun.

Would the 'prince' be forever the only one who needs to fight dragon?

Jadi saya maunya bagaimana?

Nggak mau apa-apa sih. Saya hanya berpikir bahwa semestinya, tidak peduli perempuan atau laki-laki, jika punya keinginan ya harus mau maju untuk 'berjuang'. You are not a gem, you just another human being. Nggak perlu lah sengaja memposisikan diri sebagai pihak untuk 'didapatkan'. Jika memang ada seseorang yang kalian inginkan untuk terus bersama-sama, go for it. Jika ternyata kalian terlalu sibuk untuk mencari pasangan, menganggap urusan jodoh bukan hal yang cukup menarik, atau sebatas nggak selera saja dengan pihak-pihak yang mendekati kalian, tolonglah nggak usah pakai bawa-bawa narasi, "I'm such a gem and he doesn't fight hard enough for me". Bete juga kan seandainya sekadar dianggap trophy girl?

Ayolah. Kan katanya perempuan modern.
(Eh... iya nggak sih? Coba tolong saya diajarin.)
z. d. imama

4 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Penuturanmu ini menarik, selalu menarik, tp ya namanya perempuan emang hard to find #laahopooikii

    Dan saya ngiri sama template blogmu yg bagus ini, tampilan mobilenya pun apik, CONTEK AH!

    ReplyDelete
  3. Kayaknya emang iya perempuan modern deh :p

    ReplyDelete
  4. justru buat perempuan modren, kt itu gems kok.. baik cewe maupun cowo.. sama-sama istimewa dan pantas di perjuangkan...,
    kita bukan superior di bandingkan cowo, tapi kt juga bukan inferior..
    kita sama..
    So..
    Yah.. berjuang bersama dan menemukan bersama looh.. sama-sama fight..

    ReplyDelete