what you see is what you get
-prinsip micosoft word-
happy good day.
pada suatu hari,
di tanah bumi pertiwi indonesia,
gue lagi asyik nongkrong santai di ruang keluarga.
pintu balkon dibuka lebar-lebar dalam usaha gue mengeringkan rambut panjang yang basah habis dikeramasin. tangan gue pegang remot televisi.
klik.
ada tante” berdandan menor.
mukanya jahat. dapat shot kamera full close-up. layar satu tipi dipenuhin tampang dia doang, dengan background music menghentak” seram (masih untung tanpa bonus simbal). matanya melotot”, hidungnya mendengus”, kakinya menyaduk” tanah.
...
oke, salah. itu banteng mau nyeruduk matadornya.
sambil geleng” kepala gue pindah saluran.
klik.
mereka heboh minta kantor baru, padahal kantornya masih kinyis” dan klimis. di balik pagar berjubel orang teriak” minta duit biaya bikin kantor baru dikembalikan, ngakunya itu uang mereka semua.
gue berdecak.
klik.
siaran ulang kasus kriminal.
terorisme, bom, pembunuhan mutilasi, whatever.
detik” bom meledak di kotak kaca ajaib terpampang jelas. lengkap pakai potongan tangan, ceceran daging, cipratan darah, aparat yang terluka berguling”.
...
adek gue yang masih kelas tiga SD dateng.
cepet” channel aku ganti lagi.
klik.
nenek tua memanggul satu kuintal bawang merah.
sudah sekian puluh tahun jadi kuli angkut demi sesuap nasi.
tau” ada perempuan mulus pakai high heels datang bawa” mikrofon, iseng tanya” pada si nenek tua, menahan beliau diam di tempat dengan beban satu kuintal di punggung rentanya.
tapi si cewek mulus kelihatan acuh dengan ringisan sang nenek yang tulang" keroposnya menjerit didera beban berat dalam jangka waktu lama.
#krik
ekspresi gue langsung beda. tapi si cewek mulus kelihatan acuh dengan ringisan sang nenek yang tulang" keroposnya menjerit didera beban berat dalam jangka waktu lama.
“itu neneknya kasian ya kak...”
gue tarik napas dalam-dalam.
manggil” si sabar.
klik.
di layar tampak seorang selebriti ibukota.
beberapa waktu lalu dia kabur dari rumah, dan kini mendadak muncul dengan memotong pendek rambutnya. disinyalir pemotongan rambut itu berkaitan dengan peristiwa putusnya si seleb dengan si pacar.
siaran ini lebih lama durasinya ketimbang siaran nenek” renta.
kepala gue mendadak pusing.
televisi langsung kubunuh, eneg tingkat propinsi.
ck.
kalau kebiadaban program televisi masih terus mengenaskan begini dan tanpa perkembangan positif...
anakku kelak tidak akan kubelikan televisi.
anakku kelak tidak akan kubelikan televisi.
wow! emg tayangan di televisi skrg kyak gitu..
ReplyDeletekita hanya diajarkan rasa prihatin dan iba tanpa reaksi yg nyata untuk membantu sesama
CMIIW
acara televisi pada zaman sekarang itu mementingkan permintaan konsumen. mereka liat animo masyarakat, padahal masyarakat kita lebih suka sama acara yang mengandung keibaan sama orang lain, kriminalitas, dan hal yang semacemnya itu. pelaku media televisi lebih mementingkan rating. :)
ReplyDeleteuntuk info lebih lanjut datang seminar jurnalistik tentang strategi mempertahankan idealisme jurnalistik dalam persaingan bisnis media tanggal 28 mei di FISIP UNS. hehehe. :p #promosi