Thursday, 18 July 2013

"Pacific Rim" is a Dream Came True


So, honestly I have a lot to tell you this month. Sebagai bulan libur musim panas (meskipun hampir tiap hari hujan melulu di Depok), berceceran event-event oke dan film bagus yang bikin saya nggak bengong di kosan doang. Tapi masalahnya... kemudian sesuatu hadir dengan kekuatan full force, dengan urgensi yang bikin gue menyingkirkan semua hal yang pengin gue tulis di sini termasuk Gelar Jepang 19 Universitas Indonesia.

Dan itu adalah...
*bunyi drum berdentum-dentum*

Film bedebah ini.

PACIFIC RIM
(Lagian sudah ditulis di judul postingan ini kan, haha)

I was born between year 1990-1994. In which year exactly, I'll just leave it up to your imagination. Personally, I think I'm lucky enough to be born in that era because I consider my childhood is far happier than my sister's, who was born after year 2000My childhood was full with Japanese stuffs, be it anime, manga, or tokusatsu. I grew up with them. Yah, secara waktu itu televisi kita emang belum kebanyakan sampah kayak sekarang sih... And hell, Pacific Rim really brings up those nostalgic memories. To the point where I cried shamelessly inside the theater.

bersujud penuh rasa terima kasih pada del Toro

There are many things that I can only vaguely remember, but I still remember enough. I know Ultramans. Tiga, Dyna, Cosmos, Gaia. I enjoyed Power Rangers (dari Mighty Morphin sampai apa itu? Mystic Force, yes). I was captivated by Godzilla and Jurassic Park movies, but who wasn't, anyway? I remember sentai series. Kamen Riders (yang nggak pernah ingat apa namanya karena julukannya berubah dari Ksatria Baja Hitam), dan lima bersaudara mirip-mirip powerenjer. Entah judulnya apa, pokoknya tayang di Indosiar kalau sore-sore habis mandi. As for animes... I really love Gundam series (I even know that it's pronounced as 'gandam', not 'gundam' or 'gandem'! isn't it awesome?). I also watched Neon Genesis Evangelion at the age of 10, although I had no clue at all about some scenes and finally came into understanding when I re-watched it several years later after my puberty.

...And Pacific Rim reminds me of all those things. My childhood dreams and fantasies. It is utterly a comic book movie.

I really wish they will make Gundam adaptation next time... and my life will be complete.

It is a beauty. Pacific Rim is built with love and respectTerserah kalian mau bilang saya lebay atau apa. Tapi film ini tampaknya sukses menghapus tuntas pahala puasa saya seharian karena sepanjang durasi dua jam lebih penayangan, dari mulut saya keluar rentetan umpatan kagum seperti sedang bertasbih.


It. is. that. awesome.
Fucking breathtaking.

Aspek visualnya benar-benar keren. Robot-robot raksasa Jaeger sangat gagah, ganteng, dan keren. Satu hal yang bikin mereka semakin cakep adalah penggambaran Jaeger yang nggak mulus dan kinclong, tapi penuh goresan dan baret di mana-mana sebagai bukti mereka keseringan dipakai, kebanyakan kena serangan monster raksasa yang disebut Kaiju. LOOK!

Lecet-lecet yang bikin macho :')

Not to mention the pilot suits. Oh dear Lord... the goddamn pilot suits. *nangis kejer* *ingus dan iler belepetan ke mana-mana*

MUEHEHEHE...

EHEHEHEHEHE...

masih tetep ber-EHEHEHEHEHE...

*mimisan lima galon*

Film ini memang nggak bertabur bintang 'langganan' film eksyen . Tapi siapa yang butuh itu? Seperti halnya pilot Jaeger yang dari orang biasa mendadak jadi sebeken rock star karena mereka punya kompatibilitas syaraf (which is not everybody can have), Pacific Rim menghadirkan wajah-wajah yang belum terlalu sering dilihat and let them kick asses. Hampir nggak ada perkara salah kasting di sini. Everything falls into their proper place. Dan nama-nama karakternya tuh ADUH MAK ANIME BANGET. It's not usual names you'll hear on the streets. Jadi berkesan, gitu.

Diperankan Charlie Hunnam. alias Channing Tatum KW Super versi British.

Lelaki-lelaki Britania itu pakai pelet apa sih sejatinya?
*mulai sibuk nadahin iler yang netes-netes lagi pakai ember*

Dibawakan dengan sangat cakep oleh mbak Kikuchi Rinko. HIGHLIGHT BIRU RAMBUTNYA ITU LOH, AAAAK!!

Kikuchi Rinko juga main di Norwegian Wood bareng Matsuyama Kenichi. That's a piece of information for you, Muggles, who still don't know her.

The holy General is brilliantly played by Idris Elba.
(Denger-denger katanya dulu mau pake Tom Cruise, tapi alhamdulillah gak jadi.)

Seperti halnya buatan manusia, Pacific Rim gak sempurna. Ada sejumlah adegan dan dialog yang bikin gue rada-rada cringe in disagreement. Tapi terus terang itu mudah sekali untuk diabaikan.
gampang banget ditoleransi. Karena ibarat pacar kesayangan, Pacific Rim adalah sosok seseorang punya kelemahan di sana-sini dan bukan termasuk tipe standar yang kamu mimpi-mimpikan sewaktu masih jomblo. Tapi menghabiskan waktu bareng dia bikin kamu seneng. Dan dia sangat tulus.

And it's all that matters :')

So, for anyone who's still hesitating...
Go and watch it.

If you claim to have a happy childhood, do not ever miss this one.
It is not just a movie about giant robots fighting against giant monsters.
It's a love letter. A tribute.
A proof that kids' dreams, indeed, can come true.


*kuping masih dihantui scoring Pacific Rim*
z. d. imama

No comments:

Post a Comment